Muhammad saw Sudah Dikenal Oleh Pedagang Nusantara Sebelum Diangkat Rasul?
Sejarawan Universitas Padjadjaran, Ahmad Mansyur Suryanegara, meyakini bahwa Islam masuk ke Nusantara pada saat Rasulullah masih hidup di Makkah dan Madinah.
Bahkan Mansyur Suryanegara lebih berani lagi dengan menegaskan bahwa sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul, saat masih memimpin kabilah dagang kepunyaan Khadijah ke Syam dan dikenal sebagai seorang pemuda Arab yang berasal dari keluarga bangsawan Quraisy yang jujur, rendah hati, amanah, kuat, dan cerdas, di sinilah ia bertemu dengan para pedagang dari Nusantara yang juga telah menjangkau negeri Syam untuk berniaga.
“Sebab itu, ketika Muhammad diangkat menjadi Rasul dan mendakwahkan Islam, maka para pedagang di Nusantara sudah mengenal beliau dengan baik dan dengan cepat dan tangan terbuka menerima dakwah beliau itu, ” ujar Mansyur yakin.
Mengapa keyakinan muncul ?
Interaksi perdagangan Nusantara-Arab-Cina sudah terjadi jauh sebelum kelahiran Rasulullah saw. Adanya jalur perdagangan utama dari Nusantara—terutama Sumatera dan Jawa—dengan Cina juga diakui oleh sejarahwan G. R. Tibbetts. Bahkan Tibbetts-lah orang yang dengan tekun meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antara para pedagang dari Jazirah Arab dengan para pedagang dari wilayah Asia Tenggara pada zaman pra Islam. Tibbetts menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara saat itu.
“Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi, ” tulis Tibbets. Jadi peta perdagangan saat itu terutama di selatan adalah Arab-Nusantara-China.
Di samping itu, sebelum Muhammad saw menjadi Rasu, beliau adalah seorang pedagang yang sangat mashur. Beliau berdagang keseluruh pusat pasar atau perdagangan yang ada di Jazirah Arab, Syam, Yaman, Oman dan Bahrain. Perjalanan ini dimungkinkan bertemu dengan sejumlah pedagang dari berbagai negri termasuk Nusantara. Apalagi saat itu jalur utama perdagangan di bagian bumi selatan adalah Arab-Nusantara-Cina. Dan, komoditi barang dari Nusantara merupakan salah satu produk unggulan di Arab dan dunia. Tentu saja akan dicari oleh para pedagang hingga ke sumber tangan pertamanya.
Salah satu komodoti yang sudah dikenal secara internasional adalah yang berasal dari Barus. Barus merupakan kota tertua di Indonesia yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China, dan sebagainya.
Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus.
Bahkan dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun sebelum Masehi
Sumber:
http://www.infoyunik.com/2017/12/pasar-pasar-yang-pernah-disinggahi-nabi.html
https://sinarjateng.pikiran-rakyat.com/peristiwa/pr-100876210/fakta-mengejutkan-ternyata-islam-masuk-ke-nusantara-saat-nabi-muhammad-masih-hidup?page=4
0 komentar: