Method Belajar Ulama Nusantara di Makkah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Mengapa ulama Nusantara berkumpul di Mekkah? Bukankah di Kairo Mesir terdapat Universitas Al-Azhar tertua dan ternama?
Bukankah di Baghdad Iraq terdapat Universitas Nizhamiyah tempat mercusuar aqidah Asy'ariyah dan fiqh Syafii yang menjadi referensi Muslimin di Nusantara ? Apakah tentang aksesnya yang mudah sekalian menunaikan ibadah haji?
Ada kemiripan Nusantara dengan Makkah. Makkah tempat berhimpunnya guru dan murid dari seluruh dunia. Semua mazhab diajarkan. Kurikulumnya fiqh di madrasah dan Riyadhah tasawuf di Ribath.
Bukankah Nusantara terdiri dari beragam suku? Tempat berkumpulnya beragam bangsa dari seluruh dunia. Beragam kecendrungan dan karakter masyarakat. Butuh kompleksitas keilmuan untuk terjun di Nusantara.
Ulama di Makkah berasal dari seluruh penjuru dunia. Khazanah kompleksitas keilmuan bisa didapat dengan sangat mudah dalam satu tempat. Banyaknya Guru Nurudin Annarini, Abdul Rauf Singkili dan Yusuf Al Makasari, bisa jadi disebabkan oleh kemudahan ini.
Belajar di madrasah berbasis formal, sulit membawa murid ke tingkat keilmuan Islam tinggi. Ini yang diremehkan oleh Snouck Hurgronje. Padahal banyak pembelajaran non formal yang ditutupi dengan method Ribath dan Halaqah.
Ulama Nusantara bisa belajar di waktu-waktu tertentu di masjid suci Makkah setelah shalat. Berkumpul di rumah guru-guru, hampir tidak ada formalitas dalam halaqah, hubungan pribadi terbentuk menjadi ikatan kuat yang menghubungkan mereka.
Guru-guru kenal baik secara pribadi dengan setiap murid satu sama lain. Mengetahui bakat, kebutuhan dan saling memenuhi kebutuhan yang khas tersebut. Guru-guru pun mengeluarkan ijazah khusus yang tak dikeluarkan di madrasah atau mengangkatnya jadi khalifah thariqah.
Yang belajar dan mengajar pun dari beragam kalangan. Penguasa Persia, Syah Syuja, mengajar hadist Nabi. Pejabat dari Bani Mamluk, Basyir Al-Jumdar Al-Nashiri, belajar fiqh Hambali di Makkah. Ini menambah kompleksitas keahlian dan ilmu khusus.
Ada majlis khusus seorang guru menjawab pertanyaan dari berbagai tempat dari penjuru dunia dalam tempat yang terbuka. Di majlis ini persoalan khusus setiap negara tergambar jelas sehingga bisa menjadi referensi prinsip dasar mendapatkan solusi.
Sumber:
Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara abad 17 dan 18, Azyumardi Azra, Kencana
0 komentar: