Kisah Iskandar Zulkarnain dan Obsesi Para Sultan Nusantara
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Zulkarnain sebuah kisah yang melenggeda. Awalnya kisah ini hilang atau dihilangkan, lalu Al-Qur'an memunculkannya kembali.
Awalnya kisah Zulkarnain untuk menghancurkan kredibilitas Kerasulan Muhammad saw. Musyrikin dan Yahudi menguji kisah yang hilang, apakah Rasulullah saw tahu?
Obsesi kepemimpinan para Sultan di Nusantara adalah menjadi Zulkarnain. Menurut imam Ibnu Taimiyah, inilah kisah terbaik para penguasa.
Sedikit penguasa yang terobsesi menjadi Zulkarnain, sebab kisahnya tersembunyi. Jarang diketahui manusia. Dihimpun hanya di surat Al-Kahfi saja.
Wilayah Nusantara terdiri dari lautan, daratan dan gunung, tersebar luas melebihi Timur Tengah, juga Eropa. Wajar bila visi kekuasaan sultannya seperti Zulkarnain
Daerah kekuasaan Zulkarnain di Al-Qur'an persis sama dengan Nusantara. Maka cara pengelolaannya harus seperti Zulkarnain. Itu yang dipahami Sultan Nusantara
Kisah Zulkarnain merata pada historiografi kesultanan di Nusantara. Contohnya pada Hikayat Sejarah Melayu, Hikayat Siak, Misa Melayu dan Hikayat Zulkarnain
Kisah Zulkarnain merata di historiografi Melayu, di Sejarah Melayu, Misa Melayu, Hikayat Siak dan Hikayat Zulkarnain. Artinya, Obsesi ini sangat kuat
Kisah Zulkarnain menonjol dan mendominasi pada Historiografi Melayu, di sejarah Melayu kisah ini setengah dari isinya. Ini mimpi besar Sultan di Nusantara
Para sultan di Nusantara menobatkan dirinya sebagai keturunan langsung dari raja Iskandar Zulkarnain. Inilah hebatnya Historiografi Melayu dibandingkan Sejarawan Arab
Sejarawan Arab menulis Zulkarnain itu Alexander Agung, Penguasa Himyar, Koresh. Tapi Sultan Nusantara ingin mewujudkan kisah Zulkarnain.
Allah merahasiakan jati diri Zulkarnain, tempat, era dan daerah kekuasaannya. Karena setiap penguasa bisa menjadi Raja Iskandar Zulkarnain di sepanjang zaman
Sumber:
Zulkarnain Sang Penakluk Timur dan Barat, Syeikh Muhammad Khair Ramadhan Yusuf, Al-Kautsar
Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara abad 17-18, Azyumardi Azra, Kencana
Ulama dan Kekuasaan, Jajat Burhanuddin, Mizan
0 komentar: