Keunikan Jihad Melawan Penjajah di Tataran Sunda
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Jihad di tataran Sunda sungguh unik. Di tanah ini Sunan Gunung Jati memimpin langsung pertempuran melawan penjajah Portugis. Walisanga terjun langsung
Tataran Sunda telah menarik beragam kerajaan dan suku bangsa di Nusantara untuk berjihad melawan penjajah.
Kesultanan Demak terpanggil oleh seruan jihadnya. Mataram terpanggil menyambut seruan jihadnya. Tataran Sunda menjadi tempat terpilih perjuangan. Apalagi Kesultanan Banten.
Sultan Trengana dan Sultan Agung mengerahkan panglima dan prajurit terbaiknya demi seruan jihad di Tataran Sunda.
Mursyid Thariqah Khalwatiyah meninggalkan tanah tercintanya demi mengabdi dan berjihad di Tataran Sunda, hingga akhirnya terbuang ke Afrika
Tataran Sunda seperti satu-satunya wilayah di Nusantara yang Walisanga dan Mursyid Thariqah terjun langsung berjuang.
Fatahillah dari Pasai, Sultan Agung dari Mataram, Pangeran Jayakarta, Sultan Ageng, Syeikh Yusuf dari Makasar, Pangeran Purbaya, Untung Surapati dari Madura, Kiyai Tapa, berjuang di Tataran Sunda
Ketika era kerajaan sudah pudar, lahirlah para santri didikan Syeikh Nawawi Al Bantani pelanjut perjuangan. Generasi pejuang tak pernah surut di Tataran Sunda
Belanda tak bisa melanggengkan kerajaan boneka di Tataran Sunda, walau rajanya tunduk, rakyatnya terus melawan
Menghadapi pusat penjajah, banyak muncul kelompok kecil terorganisir yang melawan penjajah. Itulah kisah yang terrekam oleh sejarah.
Setiap daerah memiliki keunikan dalam jihadnya terhadap penjajah. Tataran Sunda pun memiliki kemuliaan jihad tersendiri
0 komentar: