Catatan Arab dan Keinginan Raja Sriwijaya Belajar Islam
Catatan tertua sejauh ini berasal dari pedagang Arab bernama Ibnu Hordadzbeh. sekitar abad 9 atau tepatnya 844-848 masehi. Saat itu, dirinya singgah di Sriwijaya yang notabene wilayah kerajaan Buddha di Sumatra, telah terjadi persinggungan budaya. Ia mengamati bagaimana Sriwijaya merupakan wilayah yang terbuka bagi perdagangan.
"Ketika dia datang ke Sriwijaya, rajanya disebut Maharaja. Wilayahnya terdiri dari banyak pulau, gajah, dengan komoditas kapur barus. Kerajaannya (Sriwijaya) digambarkan sebagai wilayah kaya, mereka menerima 200 man emas per hari yang akan diolah menjadi emas batangan," ujar dia.
------------------
Berdasarkan sumber catatan sejarah dari Arab, Sriwijaya disebut dengan nama Sribuza. Pada tahun 955 M, Al Masudi, seorang musafir (pengelana) sekaligus sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya.
Dalam catatan itu, digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang kaya raya, dengan tentara yang sangat banyak. Disebutkan kapal yang tercepat dalam waktu dua tahun pun tidak cukup untuk mengelilingi seluruh pulau wilayahnya. Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkih, kayu cendana, pala, kapulaga, gambir dan beberapa hasil bumi lainya.
------------------
Catatan lain menuliskan bahwa Sriwijaya maju dalam bidang agraris. Ini disimpulkan dari seorang ahli dari Bangsa Persia yang bernama Abu Zaid Hasan yang mendapat keterangan dari Sujaimana, seorang pedagang Arab.
Abu Zaid menulis bahwasanya Kerajaan Zabaj (Sriwijaya -sebutan Sriwijaya oleh bangsa Arab pada masa itu-) memiliki tanah yang subur dan kekuasaaan yang luas hingga ke seberang lautan.
------------------
Korespondensi masa ‘Umar b. ‘Abd ‘Aziz dengan Raja-raja al-Hind adalah ditemukannya bukti surat kepada Raja Sriwijaya. Sriwijaya sendiri merupakan kerajaan yang besar, yang memiliki kekeuasaan wilayah melintang sejauh hamparan seluruh Sumatera, Semenanjung Malaya, dan daratan Jawa.
Kerajaan Sriwijaya juga telah tercatat memainkan peran sentral yang menghubungkan perdagangan di seluruh Nusantara dengan Ibukotanya Palembang. Penulis Arab biasa menyebutnya dengan Zabaj. Kekuasaannya berlangsung dari pertengahan akhir abad ke – 7 sampai akhir abad ke-14.
Tampaknya, sangat tepat jikalau Sriwijaya adalah bagian dari al-Hind, yang dalam bahasan beberapa tokoh cukup berbeda pendapat. Sejumlah Sejarawan mengatakan bahwa al Hind:
“ Orang-orang Arab telah memperluas India sejauh kepulauan Jawa”
Korespondensi Kekhilafahan Bani Umayyah dengan kerajaan Sriwijaya ia tuangkan sebuah karya yang berjudul The Two Letters From The Maharaja To The Khalifah. Sebuah tulisan khusus mengkaji surat dari Maharaja kepada khalifah. Dan disanalah akan dijumpai kisah dari Nu’aym bin Hammad yang telah mengabadikan surat tersebut.
“Nu’aym bin Hammad telah menulis, “Raja al-Hind mengirim surat untuk Umar b. ‘Abd Aziz, sebagai berikut: Dari Raja yang merupakan keturunan dari seribu raja, yang permaisurinya juga, adalah keturunan seribu raja, yang didalam kandangnya memiliki seribu gajah, dan yang memiliki wilayah dua sungai yang mengairi tanaman gaharu, yang terdapat tanaman herbal, pala, dan kamper yang keharumannya menyebar ke jarak dua belas mil. Untuk Raja Arab, yang tidak menyekutukan Allah dengan yang lainnya. Saya telah mengirimkan kepada Anda, hadiah, yang tidak banyak, tetapi (hanya) sebuah salam dan saya berharap bahwa Anda dapat mengirimkan kepada saya seseorang yang bisa mengajari saya Islam dan memerintahkan saya dalam Hukum Islam, (atau dalam versi lain: Mungkin mengajari saya Islam dan menjelaskan kepada saya, perdamaian.)
Bukti lain yang dikutip oleh Ibn Taghri-Berdi dari karya seorang periwayat yang handal, yang tak lain adalah Ibnu Asakir (499/1105-571/1176):
“Saya telah mengirim Anda hadiah batu mulia amoer, wewangian, kamper. Terimalah, dan jadikan aku sebagai saudara dalam Islam”
Surat tersebut terjadi pada tahun ke 99 H, atau 717-718 M. Surat yang ditulis oleh Umar’ b. ‘Abd ‘Aziz tidak saja mengajak masuk Islam. Namun, khalifah menginginkan mereka juga memberikan kesetiaan kepada Khilafah Bani Umayyah.
Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pg2qzk385
https://www.google.com/amp/s/sumsel.idntimes.com/news/sumsel/amp/muhammad-rangga-erfizal/masuknya-islam-dan-asimilasi-kerajaan-maritim-sriwijaya
Jaringan Ulama Timur Tengah Abad 17 dan 18, Azmuradi Azra, Kencana
0 komentar: