Agar Sejarah Tidak Menjadi Dongeng
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Belajar sejarah, belajar menerima realitas. Belajar jatuh bangun kehidupan yang telah ditempuh oleh umat sebelumnya. Sejarah jangan dianggap dongeng belaka
Al-Qur'an menyebutkan sebab kekafiran berbagai bangsa. Mereka melihat realitas sejarah yang ada dihadapannya sebagai dongeng dan takkan terulang
Reruntuhan gedung, bangunan lama yang tetap berdiri dan bergelimpangan tulang belulang dianggap dongeng yang tak bermanfaat.
Sejarawan pun lebih fokus mendetail cerita sedetail-detailnya, terjebak metodelogi kisah Israiliyah. Semakin detail dianggap makin profesional.
Sejarawan pun terjebak mengikuti arahan penguasa dalam menyetir fakta yang diungkapkan. Akhirnya sejarah tak memiliki makna dalam membangun peradaban
Sejarawan butuh kejujuran, itulah sebab Al-Qur'an mengulangi kisah umat-umat terdahulu. Para ulama salaf fokus metodologi aliran Objektif bukan individualis.
Belajar sejarah untuk meneguhkan hati yang lemah. Mengulangi kejayaan dan terhindar dari kehancuran. Bukan jadi tukang berkisah
Imam Ibnu Jauzy mampu menggugah ratusan ribu dan mengislamkan banyak orang dengan kekuatan sejarah.
Umar bin Abdul Aziz, Nurudin Zanky dan Shalahuddin Al Ayubi membangun negar yang berwibawa dan makmur dengan kekuatan sejarah
Dalam pewayangan, Pandawa menang terhadap Kurawa karena kekuatan sejarah yang dimiliki Kresna
Muhammad Al Fatih mampu membebaskan Konstantinopel karena mempelajari sejarah Gereja, Eropa dan Salafus Shaleh. Itulah peran sejarah
Salafus Shaleh mengajarkan sejarah seperti mereka mengajarkan Al-Qur'an. Para pangeran di era kekhalifahan belajar sejarah jadi kewajiban
Yahudi direstui dunia untuk menjajah Palestina karena keberhasilannya memanipulasi sejarah.
0 komentar: