ABDUL KADIR, RATU BAGUS
Keturunan Sultan Banten yang anti penjajahan. Setelah Sultan Haji bekerja sama dengan Belanda, beliau turut mundur bersama Sultan Ageng Tirtayasa dan pengikutnya. Dari pedalaman dengan serentak mengadakan perlawanan-perlawanan terhadap Belanda dan serdadu-serdadunya yang terus mengadakan pengejaran.
Tanggal 2 Januari 1679 Benteng Marunda yang diduduki serdadu-serdadu VOC digempur dan dibakar habis. Barang-barang yang didapat dari perahu-perahu Belanda dan perlengkapannya dibawa ke daerah Cakung, Bekasi dan daerah pedalaman lainnya. Serangan-serangan yang di lakukan bersama pasukannya merupakan serangan kilat yang membingungkan, hingga beberapa kali Belanda mengirimkan bantuan. Tanggal 4 Januari 1679 daerah Angke diserang dengan serentak oleh pasukannya, kampung dan orang Belanda dibakar habis. Tanggal 10 Mei 1679 Ratu Bagus Abdul Kadir dengan Pangeran Surya beserta pasukannya menggempur Belanda yang berada di Loji Indragiri. Loji dibakar habis, orang-orang Belanda melarikan diri, ada juga yang tertawan. Setelah banyak mengalami kekalahan, Belanda mengirimkan utusannya untuk minta berunding.
Tanggal 10 Juli 1679 pasukan Ratu Bagus Abdul Kadir dan Pangeran Surya menyerang Ciparage. Pertempuran yang membingungkan Belanda terus dilakukan oleh kedua Pangeran ini hingga daerah pedalaman yang sudah diduduki Belanda dengan serdadu-serdadu semuanya diserang Kemudian pasukan Ratu Bagus Abdul Kadir menerobos ke arah barat pedalaman di daerah dekat Bekasi. Akhir tahun 1680 terjadi peristiwa di Santigi dimana Belanda mengerahkan pasukan pilihannya. Saat itu banyak pasukan Banten yang mengundurkan diri ke arah pedalaman dan pada akhir tahun 1683 Ratu Bagus Abdul Kadir hilang tidak ada kabamya. Perjuangannya sangat dikagumi kawan maupun lawan, terutama sifat perlawanannya yang serentak dengan kecepatan bergeraknya dalam suatu pertempuran.
Sumber:
http://jakgo-dev.smartcity.jakarta.go.id/artikel/konten/488/abdul-kadir-ratu-bagus
0 komentar: