Visi Orang-orang Shaleh
Abu Said al-Balkhi ditanya: "Kenapa ucapan orang pendahulu (salaf) lebih utama dibanding orang akhir (khalaf)?" "Karena kehendak mereka adalah memuliakan Islam, menyelamatkan jiwa, kasih sayang pada sesama saudara dan ridho kepada Ar-Rahman..." jawabnya.
"Sedangkan kehendak kita adalah memanjakan hawa nafsu, mencari pujian orang dan mencari kenikmatan dunia." tambahnya lagi.
Seorang hamba manakala taat pada Tuhannya Allah memberinya rizki seteguk air dari sumber ma'rifat, lalu ia mengucapkan dengan lisannya.
Namun jika ia meninggalkan taatnya, ia tidak akan merusak taat itu, namun tetap tersimpan di hatinya, dan tidak mengucapkannya dengan lisannya, agar ia tetap dalam sesalnya dan menjadi cobaan dengan berbagai ujian. Tiada dua orang beriman yang bertemu, yang keduanya berdzikir kepada Allah, melainkan Allah menambah cahaya ma'rifatullah pada kedua hatinya, sebelum keduanya berpisah. Sesungguhnya Allah memunculkan ahli ma'rifat di atas puncak gelombang lautan intuisi qalbu dan memuliakan mereka di atas perbendaharaan rahasia serta rahasia pengetahuan yang tak terhingga jumlahnya, tidak pernah putus uraiannya, tidak pernah ditemukan ujung dalaninya, tidak sirna keajaibannya, hingga mereka menyelami cahaya ma'rifat, dalam kedalaman isyarat yang terpendam, dalam makna-maknanya yang tersembunyi, hingga keluar dengan keajaiban satriguna dan kelembutan bekal-bekal melimpahnya, hakikat-hakikat dan isyaratnya, yang membakar qalbu para pecinta, memesrakan ruh para penempuh. Itulah cahaya dari cahaya hidayah, dimana seorang hamba meraih petunjuk dari kebajikan ri'ayah (penjagaan jiwa) jika meraih Taufiq dan 'inayah.
Yahya bin Mu'adz RA berkata, "Aku bertemu kaum 'arifin yang dilimpahi hikmah, aku temukan mayoritas mereka tidak memiliki apa-apa, malah mereka dibiayai yang lain."
Laits al-Mishry RA punya saudara yang ada di Iskandariyah, ketika ia datang, saudaranya menjawab, "Aku sedang menghadap Allah." "Mana faedah dari penghadapanmu pada Tuhanmu?" Saudaranya diam, Lalu Laits mengatakan, "Sang hamba jika menghadap pada Allah dengan keselarasan yang benar, Allah memberikan faedah-faedah yang tak pernah terlintas di hati manusia.
Yahya bin Mu'adz, manakala bicara suatu hari, tiba-tiba ada orang yang berteriak keras di sembari merobek-robek bajunya. "Hai! Apa yang kamu katakan?!
"Kalam ahli ma'rifat, ketika muncul dari sumber rahasia kemanunggalan, ia menggali hati orang yang dibakar rindu dan cinta dengan apinya, lantas sifat-sifat manusiawi sirna."
Karena itu kalimat orang yang bertaqwa itu posisinya mendekati wahyu. Suatu ketika ada kata-kata terucap dari mereka, lalu ditanya, "Apa yang membuatmu bicara seperti ini?"
"Hatiku mengatakan demikian, bermula dari fikiranku, dari rahasia jiwaku, dari Tuhanku..." katanya.
Sandaran hikmah adalah wujudnya hikmah, yaitu barang berharga yang hilang dari penempuh, ketika ditemukan ia ambil. Ia tak peduli darimana pun wadahnya, dari mana pun diucapkannya, dari hati mana dinukil atau dari dinding mana terukir atau dari kafir mana di dengar.
Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y
0 komentar: