Sunan Drajat, Merubah Lamongan Tandus Menjadi Subur
https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/4186507/kisah-sunan-drajat-ajaran-catur-piwulang-hingga-makamnya-di-lamongan
Sunan Drajat merupakan salah satu Wali Songo yang terkenal menyebarkan agama Islam di Lamongan, Jawa Timur. Ia adalah putera dari Sunan Ampel yang merupakan Walisongo juga. Hal-hal yang berkaitan dengan Sunan Drajat mengutip dari berbagai sumber.
1. Mempunyai nama paling banyak
Mengutip laman kebudayaan.kemendikbud.go.id, Sunan Gresik mempunyai nama Raden Qosim. Ia adalah anak dari Sunan Ampel (Muhammad Ali Rahmatullah) bin Ibrahim Assamaraqandi dan ibunya bernama Retna Ayu Manila (Dewi Candrawati).
Sunan Drajat diperkirakan lahir pada 1470 masehi. Ia ternyata ia merupakan Walisongo yang mempunyai banyak nama, yaitu Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, dan Maulana Hasyim.
Pada 1484, Sunan Drajat diberi gelar oleh Raden Patah dari Demak, yaitu Sunan Mayang Madu. Raden Patah juga memberi tanah perdikan kepada Sunan Drajat.
2. Mengubah pesisir gersang jadi berkembang
Sunan Drajat terkenal sebagai wali yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia ahli dalam mengelola ekonomi dan mempunyai bekal ilmu pertanian serta agama.
Ia datang ke Desa Banjaranyar, Paciran, Lamongan. Kemudian ia mendatangi pesisir Lamongan yang gersang bernama Desa Jelak yang masih menganut agama Hindu dan Buddha. Di desa inilah Sunan Drajat membangun mushola untuk beribadah dan mengajarkan agama Islam, hal tersebut terjadi pada 1428 Masehi.
Kemudian pada 1429 Masehi, Sunan Drajat membangun daerah baru di dalam hutan belantara dan mengubahnya menjadi daerah yang berkembang, subur, dan makmur. Daerah tersebut dinamakan Drajat, dari sinilah gelar Sunan Drajat didapat.
3. Berjiwa sosial tinggi
Selain itu, Sunan Drajat dikenal dermawan kepada semua makhluk termasuk binatang. Juru kunci Makam Sunan Drajat, Yahya menuturkan, suatu ketika Sang Sunan sedang menikmati sepoi angin di bawah pohon rindang sambil memberi makan.
"Biasanya Kanjeng Sunan Drajat berdoa meminta pada Allah agar burung-burung menghampirinya. Lantas beberapa burung bertengger di tangannya. Setelah Sunan memberinya makan, burung itu terbang kembali," kata juru kunci Makam Sunan Drajat, Yahya saat ditemui di komplek Makam Sunan Drajat.
Maka dari itu, Sunan Drajat dikenal mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Ia juga mempunyai cara-cara untuk membantu memberantas kemiskinan.
4. Ajaran Catur Piwulang
Tiap-tiap Walisongo mempunyai gaya dan cara dakwah yang berbeda, begitupun Sunan Drajat. Ia mempunyai ciri khas ketika berdakwah. Ia mempunyai ajaran yang dinamakan Catur Piwulang, yaitu
“paring teken marang kang kalunyon lan wuto” (berikan tongkat kepada orang yang berjalan dijalan licin dan buta)
“paring pangan marang kang keliren” (berikanlah makan kepada orang yang kelaparan)
“paring sandang marang kang kawudan” (berikanlah busana kepada orang yang telanjang)
“paring payung marang kang kodanan” (berikanlah payung kepada orang yang kehujanan)
Selain itu, Sunan Drajat juga menggunakan media lain untuk berdakwah, yaitu kesenian seperti menciptakan tembang Pangkur, dan alat yang digunakan adalah gamelan bernama Singo Mengkok. Sekarang gamelan tersebut menjadi salah satu koleksi Museum Sunan Drajat.
5. Pelopor Berinfaq
Dalam upayanya untuk memberantas kemiskinan, Sunan Drajat adalah orang yang menjadi pelopor orang-orang kaya dan bangsawan untuk berinfaq, bershodaqoh, dan berzakat sesuai dengan ajaran agama Islam.
6. Dimakamkan di Lamongan
Sunan Drajat dimakamkan di di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Lamongan. Mengutip laman cagarbudaya.kemendikbud.go.id, makam Sunan Drajat dijadikan sebagai cagar budaya berdasarkan SK Menteri NoPM.56/PW.007/MKP/2010.
Makamnya pun banyak didatangi oleh peziarah dari berbagai daerah di Nusantara. Bahkan, peziarah mencapai ribuan orang pada hari tertentu, seperti pada bulan Ramadan.
(Shafa Tasha Fadhilla - Mahasiswa PNJ)
0 komentar: