Siklus Tanah dan Air dalam Rekayasa Kemakmuran
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Ahad, berbincang panjang dengan teman. Dia kandidat Doktor dari IPB. Topiknya tentang hasil panen dan tumbuhan. Salah satu temuan para peneliti adalah tumbuhan memiliki siklus panceklik dan panen. Dalam rentang periode tahun tertentu, tanah dan tumbuhan tidak bisa menghasilkan panen yang maksimal. Namun dalam rentang waktu tertentu tanah dan tumbuhan menghasilkan panen yang luar biasa.
Kapan tanah dan tumbuhan dapat berbuah maksimal? Rentang waktu berapa lama? Bisakah direkayasa keberlimpahan panen tersebut? Semua terdiam tak bisa menjawab. Akhirnya kami membuka lembaran biografi dan sejarah.
Mengapa saat kelahiran Rasulullah saw, binatang peliharaan sang Ibu susu langsung mengeluarkan susu yang banyak, gemuk dan bisa berlari kencang? Mengapa tempat pengembalaan binatang peliharaannya yang kering tiba-tiba dipenuhi rumput yang hijau?
Mengapa saat nabi Yusuf menjadi Mentri di Mesir, Mesir menjadi berkelimpahan hasil panen dan juga air? Mengapa di setiap pemimpin adil yang berkuasa, bumi menjadi sangat subur mengeluarkan kemakmurannya? Apakah periode kesuburan bumi berbanding lurus dengan kehadiran pemimpin adil? Apakah justru kesuburan bumi menunggu berkuasanya pemimpin yang adil?
Salah satu pembicaraan yang menarik lainnya adalah fenomena air hujan. Air hujan adalah nutrisi terbaik bagi tumbuhan. Air tanah tak bisa menandinginya. Bagaimana fenomena turunnya air hujan? Dalam Tafsir Ibnu Katsir dibahas tentang ilmu yang tidak diberikan kepada manusia. Salah satunya, dimana hujan akan turun? Tidak ada seorang pun yang tahu. Hanya rahasia Allah.
Jadi, bagaimana Allah mengelola kemakmuran bumi? Dengan menata turunya air hujan. Bagaimana Allah memberikan kemakmuran bumi? Mengelola di tempat hujan turun. Apakah syarat hujan diturunkan di sebuah negri? Dengan menata pengelolaan harta. Jangan ada kekikiran, jangan ada ketamakan jangan ada korupsi di negri tersebut. Itulah yang diungkapkan Rasulullah saw.
Umar bin Abdul Aziz sangat paham tentang hal ini. Di saat awal pemerintahannya, seluruh kekayaan keluarga khalifah dikembalikan ke rakyat. Semua korupsi diberangus. Bagaimana dengan pemerintah di negri ini? Para koruptor justru difasilitasi agar menikmati korupsinya. Maka kelak lihatlah wajah negri ini??
Jadi cara tercepat memakmurkan sebuah negri adalah dengan menghadirkan pemimpin yang adil. Dengan pemimpin yang adil, kezaliman akan pupus, kemaksiatan diberangus. Kemakmuran negri itu bukan kepintaran para penduduknya tetapi ketakwaan pemimpin dan rakyatnya.
0 komentar: