Sekelumit Peran Umat Islam di era Airlangga, Sriwijaya dan Majapahit
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Saat Islam memasuki Nusantara, pesisir setiap pulau jadi kota perdagangan dan pelabuhan. Kehidupan jadi penuh kegairahan.
Saat Islam memasuki Nusantara, kota di pesisir menjadi kesultanan yang ekonominya bergeliat dan makmur. Kehidupan tersistem dan terstruktur.
Mobilisasi kelas masyarakat menjadi terbuka. Siapapun bisa jadi sultan dan orang kaya. Sultan pun bisa jadi rakyat jelata. Inilah awal kegairahan.
Kota pesisir jadi pusat ilmu pengetahuan. Pesantren pun didirikan berdampingan dengan Istana. Di setiap pusat perdagangan, ada pusat ilmu pengetahuan.
Maulana Malik Ibrahim datang untuk menuntaskan persoalan ekonomi dan sosial rakyat Majapahit yang hancur karena perang Paregreg
Maulana Ishaq hadir untuk menuntaskan persoalan kesehatan rakyat dan bangsawankerajaan Blambangan yang diserang wabah penyakit.
Sunan Qudus memperlambat kehancuran Majapahit dengan mengajarkan bangsawannya belajar ilmu tata negara.
Umat Islam di Sriwijaya membantu membangun kerjasama internasional dengan bangsa lain dengan menjadikan mereka sebagai duta Sriwijaya
Sejak Era raja Airlangga umat Islam telah menopang dan lebih menggairahkan perekonomiannya dengan memadati kota pesisir di Jawa.
Umat Islam menopang Majapahit menciptakan angkatan laut yang kuat dengan teknologi perkapalan dan persenjataan.
Saat negara Eropa mulai menjajah Nusantara, Demak menghalau Portugis. Mataram dan Banten menghalau Belanda di Sunda Kelapa atau Jayakarta.
Saat Eropa ke Nusantara? Perdagangan dimonopoli. Ilmu Pengetahuan hanya untuk kalangan terbatas. Perkebunan rakyat dihancurkan
Mengapa sekarang lebih membanggakan Barat daripada Islam? Mari membuka lembaran sejarah Nusantara kembali.
0 komentar: