Sang Wali Allah, Menemukan Kembali Hatinya sebab Nakalnya Anak Kecil
Ada seorang sahabat Dzun Nun Al Misri yang mengalami gangguan ingatan. Dia selalu berjalan dan berkeliling sambil berkata, "Ah, di mana hatiku? Di mana hatiku? Siapa yang menemukan hatiku?"
Anak-anak kecil pun suka menganggunya dan melemparinya. Pada suatu hari, dia masuk ke dalam salah satu jalan gang di Mesir untuk menghindari gangguan anak-anak kecil. Lalu, dia berhenti untuk beristirahat sejenak. Tiba-tiba, dia mendengar tangisan anak kecil yang sedang dimarahi dan dipukuli ibunya. Lalu, si ibu membawa keluar anaknya dari rumahnya, lalu menutup pintu rumah dan membiarkannya di luar.
Si anak pun menengok ke kanan dan ke kiri. Dia bingung tidak tahu harus ke mana dan harus pergi menemui siapa. Setelah agak tenang, dia berjalan kembali ke pintu rumah ibunya, lalu menyandarkan kepalanya di ambang pintu dan tertidur.
Setelah beberapa saat tertidur, dia kembali terbangun dan menangis lagi sambil merengek.
"Ibu, siapa yang akan membukakan pintu untuk ku jika engkau menutupnya dan tidak membolehkan saya masuk?"
"Ibu, siapa yang akan mendekatkan diriku kepadamu jika engkau mengusirku dan menjauhkan diriku darimu?
"Ibu, siapa lagi yang akan menyayangiku setelah engkau marah padaku?"
Mendengar rengekan anaknya, sang ibu merasa kasihan kepadanya. Lalu, dia beranjak untuk melihatnya dari celah pintu. Dia melihat anaknya sedang menangis tersedu dalam kondisi berbaring du tanah.
Lantas, sang ibu membuka pintu. Meraih anaknya, lalu meletakkan di pengakuannya, memeluknya dan menciumnya seraya berkata.
"Sayangku, engkau sendiri yang telah membuat ibu memarahimu. Engkau sendiri yang menyebabkan dirimu mengalami hal itu. Seandainya engkau patuh, niscaya tidak akan mengalami hal ini."
Menyaksikan kejadian tersebut, sahabat Dzun Nun Al Misri merasa bersedih, lalu berdiri dan menjerit, seraya berkata, "Saya telah menemukan hatiku, saya telah menemukan kembali hatiku."
Ketika bertemu dengan Dzun Nun Al Misri, dia berkata, "Wahai Abu Faidh, saya telah menemukan kembali hatiku di dekat rumah fulanah." Setiap kali bersedih, dia selalu mengulang perkataan tersebut.
Sumber:
Kisah Orang Shaleh Penuh Hikmah, Imam Ibnul Jauzy, Al-Kautsar
0 komentar: