Pangeran Katandur, Berdakwah dengan Ilmu Pertanian
http://sumenepkab.go.id/berita/baca/dari-kudus-berdakwah-dengan-nandur
Desa Bangkal memiliki beberapa destinasi wisata religi. Seperti Asta Sunan Paddusan dan Pangeran Katandur. Di antara kedua titik sasaran anak panah para peziarah itu, makam Pangeran Katandur yang paling ramai disinggahi.
Para peziarah ada yang sendiri-sendiri, namun tidak sedikit yang berkelompok atau berjamaah. Datang tanpa langsung pulang, juga ada. Tidak jarang yang berhari-hari menghabiskan waktu di pasarean tokoh asal Kudus ini.
Pangeran Katandur memang begitu dekat bagi warga Sumenep. Sosok asal negeri Kudus ini memang dikenal sebagai tokoh berjasa di bidang pertanian. Bahkan dari imbas “nandurnya” atau bertani, muncul ikon sapi dan karapannya.
Ju’ Katandur itu seorang ulama yang alim di bidang agama. Namun berdakwah dengan salah satunya ‘nandur’ atau mengajarkan cara bertani.
Berasal dari Kudus, tinggal di tempat tandus, hanya untuk bertani? Bagaimana kisahnya? Kedatangan Pangeran Katandur banyak dikabarkan oleh beberapa literatur sejarah di Sumenep. Kendati tidak secara utuh.
Beliau bernama Sayyid Ahmad Baidlawi. Seorang pangeran dari Kudus. Ayahnya bernama Panembahan Pakaos, salah satu anak Sunan Kudus.
Nama Pangeran Katandur bermakna seorang pangeran yang ‘nandur’. Pendekatan dakwahnya dengan mengenalkan ilmu pertanian.
Sesuai dengan fakta sejarah. Di kalangan Wali Sanga misalnya, dakwah bisa dari jalur kesenian. Seperti Sunan Kalijaga yang menggunakan media wayang. Sunan Bonang dan Sunan Giri yang menciptakan tembang. Begitu juga Sunan Ampel dan lainnya.
Dari sana kemudian didapat simpati masyarakat yang mulai mendekat. Baru setelah itu dikenalkanlah ilmu agama dan alat-alatnya.
Dakwah Pangeran Katandur tidak hanya mengatasi masalah pembumian Islam, atau kehausan masyarakat akan Islam yang kaffah, namun seiring dengan itu juga menjadi pemecah masalah ketahanan pangan di Sumenep.
Lahan-lahan yang luas nan tandus itu dibajak. Diajarkan ilmu-ilmunya. Digunakanlah sarana sapi, dan lain sebagainya. Hasil bumi melimpah, Sumenep makin bertuah. ( Han, Fer )
0 komentar: