Palestina Sebelum Kedatangan Nabi Musa
Bangsa yang pertama kali mendiami Palestina dan kota Al-Quds adalah bangsa Kan'an. Keberadaannya sebelum 10.000 SM. Mereka telah membangun peradaban dan kebudayaan di Palestina dengan membangun kota Jericho, Gaza, Baitul Maqdis, Al-Khalil dan Nablus. Jadi bangsa Kan'an merupakan penghuni negeri yang awal dan asli sejak keberadaan manusia.
Ada satu kabilah bangsa Kan'an yang pergi ke Baitul Maqdis, yaitu Yebus. Saat itu tempat tersebut masih kosong. Lalu mereka membangu kota Al-Quds pada 6.000 sd 7.500 SM. Semula mereka memberinya nama Yebus.
Salah satu rajanya, Salim Al-Yabusi, membangun sebuah Kastil yang diberi nama Kastil Yebus, di sebelah tenggara Masjidil Aqsha. Orang Yahudi sekarang menyebutnya Kastil Zionis. Kemudian Raja Salim mengganti nama Yebus menjadi Ursaalim. Bisa juga dibaca Ursyaalim atau Yerusalem yang berarti Kota Salim, Kota Salam atau Kota Keselamatan.
Sebutan Ursyaalim atau Yerusalem merupakan bahasa Arab Kan'an, bukan bahasa Ibrani Yahudi. Sebutan Ursyaalim sudah disematkan pada kota Al-Quds sebelum kelahiran Yahudi seluruhnya. Jadi Yerusalem merupakan sebutan Arab, tetapi tersiar luas di dunia dan dalam sejarah Yahudi bahwa Yahudi yang menamai kota Al-Quds dengan Yerusalem.
Pada 1.600 SM, Palestina dan Al-Quds menghadapi serangan Firaun dari Mesir yang kemudian menjajah Palestina dan Al-Quds. Mereka menamainya Yapti untuk setiap orang Palestina, sebenarnya nama ini pengalihan dari nama Yebus.
Pada 1.400 SM, kota Al-Quds menghadapi serangan dari Hyksos. Kemudian tentara Firaun kembali dan menyerang kota Al-Quds sekali lagi pada 1.347 SM, padahal saat itu sudah dilakukan perjanjian damai antara bangsa Fir'aun dengan bangsa Yebus.
Pada 1.200 SM, Nabi Musa membawa Bani Israel dari Mesir ke Palestina tetapi Bani Israel menolaknya karena di Palestina sudah ada bangsa Yebus Kan'an yang berbadan besar dan tegap. Akhirnya Bani Israel tersesat dan terkurung di padang pasir Sinai selama 40 tahun.
Sumber:
Sejarah dan Keutamaan Masjid Al-Aqsha, Mahdy Saied Rezk Kerisem, Al-Kautsar
0 komentar: