Menjelajah Gua Tsur di Musim Haji 1900 M
Gua Tsur hingga detik ini masih dapat disaksikan. Masih ada dan dapat dilihat mata sehingga apabila kita dapat ziarah ke sana, akan tergambar dalam ingatan kita kedahsyatan Hijrah saat itu, seakan-akan baru terjadi kemarin, maka akan bertambahlah cinta kita kepada Rasulullah saw kalau kita kuat mendaki Gunung Tsur hingga ke guanya.
Jauh kaki gunung itu dari Masjidil Haram adalah 5,5 mil. Sebelum kendaraan bermotor ada, termasuk sukar mencapainya. Dahulu dengan baik kuda memakan waktu ke kaki bukitnya saja kira-kira 2 jam. Sekarang beberapa menit saja. Tetapi mendaki ke atasnya membutuhkan kekuatan nafas.
Dahulu tempat itu dibiarkan saja tak terurus. Tetapi orang-orang Haji yang yakin mencoba juga untuk mendakinya.
Pada tahun 1318 Hijriah atau 1900 Masehi, Amirul Haji dari Mesir, yaitu Ibrahim Rifat Pasya telah mencoba mendakinya, tetapi memakai kawal tentara Mesir beberapa kompi, karena waktu itu gangguan Badui terlalu banyak.
Pada waktu itu kalau mendaki tidak memakai rombongan, bisa mati dibunuh Badui dan dirampas barang-barang yang dibawa. Tetapi di zaman sekarang, asal badan kuat dan nafas tidak sesak, orang sudah mudah mendaki dan memasuki gua yang bersejarah itu.
Pintu gua ada dua, di sebelah timur dan barat. Masuk dari sebelah barat dengan merangkak, dan dari timur lebih lapang. Pintu sebelah barat itulah yang dimasuki Rasulullah saw dengan merangkak, dan disanalah laba-laba membuat sarang, sesudah Rasulullah saw masuk.
Sayangnya, sekarang sudah dihancurkan dengan dinamit, supaya orang-orang mudah memasukinya, tetapi nilai sejarahnya menjadi kurang karena itu.
Bila kita lihat bebas tempat itu, pahamlah kita bahwa dengan cara yang amat sukar Rasulullah saw dapat masuk ke dalamnya. Besar kemungkinan bahwa tempat itu sudah diteliti terlebih dahulu oleh beliau atau oleh suruhan beliau sebelum beliau bersembunyi ke sana.
Sumber:
Tafsir Al Azhar jilid 4, Buya Hamka, GIP
0 komentar: