Mengolah Tanah, Mengolah Hati
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Tanah, asal dan kembalinya manusia. Bertani berarti penyadaran akan asal dan kembalinya manusia. Ini modal takwa
Dengan Tanah, Allah mensejahterakan manusia. Dengan tanah, Allah menghukum manusia, seperti pada kaum Nabi Luth.
Tanah dibalikan dan amblas. Tanah menjadi keras hingga berubah menjadi bebatuan. Tanah kering-kerontang dan licin. Itulah hukuman melalui sarana tanah.
Tanah menjadi keras bagai batu sebab kemarau dan panas. Tanah menjadi gembur dan lumpur sebab air. Karakter ini mirip dengan hati.
Syetan terbuat dari api. Bila tanah dipanggang dengan api terus menerus akan menjadi keras membatu. Bagaimana bila hati terus dipanasi bisikan syetan?
Tanah bila disirami air hujan akan subur dan gembur. Bagaimana bila hati terus disiram wahyu Allah? Tak ada yang bisa memperbaiki hati kecuali wahyu.
Dari tanah keluar mata air. Namun air terbaik untuk menyuburkan tanah adalah air hujan. Siraman terbaik hati bukan kebijaksanaan manusia tetapi Allah (langit)
Sejernih apapun akal, nurani dan filsafat manusia, takkan bisa mengganti wahyu Allah. Seperti tanah yang mengandalkan air hujan untuk kesuburannya.
Mata air akan muncul dengan sendirinya bila disiram air hujan. Kebijaksanaan hati manusia hanya tumbuh bila disirami wahyu Allah.
Sehebat apapun manusia mengolah tanah. Secanggih apapun teknologi yang digunakan. Bila tidak ada air hujan, bisakah menyuburkan tanah dan menumbuhkan pohon?
Ketersediaan air di bumi ada batasnya bila tidak di topang oleh air hujan. Seperti itulah keterkaitan kebijaksanaan manusia dan wahyu Allah
Kebijaksanaan manusia sangat sempit sekali, mudah hilang dan menguap tanpa bekas. Wahyu dari langitlah yang memunculkannya kembali
Pelajari karakter Tanah, itulah karakter hati manusia. Bertani berarti belajar mengolah hati.
0 komentar: