Mengenal Hikayat Cerita Islam Asli Nusantara
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/nzjqc76
Indonesia memiliki sejarah perkembangan yang cukup dalam. Salah satu pendapat menyebutkan jika Islam sudah masuk nusantara sejak abad VII. Islam yang diterima dengan sangat baik hingga menjadi agama mayoritas di negeri ini juga bersentuhan dengan adat dan budaya lokal.
Kekayaan tradisi Islam di nusantara pun beragam. Karya seni memang jamak digunakan sebagai sarana untuk menyebarluaskan Islam. Salah satu peninggalan budaya asli dari nusantara yang memiliki corak Islam adalah hikayat.
Hikayat sendiri berasal dari bahasa Arab, al-Hikayah, yang bermakna cerita. Hikayat secara umum memiliki makna karya sastra lama Indonesia yang bercorak Islam, yang terkadang mengandung unsur fiksi ataupun tidak, kadang gabungan keduanya.
Hikayat bisa berupa hasil interpretasi, pemikiran, imajinasi, maupun pengalaman dari penulisnya. Tak jarang, hikayat diadaptasi dari cerita luar negeri yang berkembang.
Hikayat dituturkan oleh tukang cerita secara lisan dan diwariskan secara turun-temurun. Bahkan, kadang hingga lintas generasi. Beberapa hikayat yang ditulis pun sejatinya untuk dibacakan kepada khalayak. Cara penyampaian cerita ini memiliki penggemar tersendiri. Maka, tak jarang, hikayat sering dijadikan media untuk menyebarkan pemikiran dan dakwah Islam selain sebagai sarana hiburan.
Sebagai media yang disajikan secara bertutur dan diturunkan ke beberapa generasi, hikayat menjadi sulit dibuktikan orisinalitasnya. Tak jarang, demi membuat pendengar menjadi tertarik, kisah hikayat ditambahi unsur dan cerita baru yang berbeda dengan cerita aslinya.
Saat Islam mulai berkembang di nusantara, hikayat ditulis menggunakan aksara Arab Melayu. Penyalinan pun juga tidak memperhatikan segi keaslian cerita. Beberapa terjadi kesalahan tulis maupun penambahan atau pengurangan cerita. Keterbatasan manuskrip membuat naskah-naskah hikayat yang masih utuh sulit didapati. Beberapa naskah tersebut tersimpan di Perpustakaan Nasional dan Universitas Leiden, Belanda.
Dari segi isi, hikayat bisa dibagi menjadi lima macam. Pertama, hikayat pahlawan Islam; kedua, cerita para nabi; ketiga, cerita tentang sahabat nabi; keempat, kisah tentang Nabi Muhammad SAW serta keluarganya; dan kelima, hikayat tentang kejadian di Indonesia.
Wilayah Indonesia yang sangat luas, dan penyebaran Islam yang masuk hingga ke daerah, membuat kisah dalam hikayat pun beragam. Setiap daerah memiliki hikayat sesuai dengan wilayah setempat. Termasuk, sesuai dengan zaman saat dituturkan, dan tujuannya.
Hikayat juga bisa digunakan sebagai sarana untuk membangkitkan semangat keagamaan untuk mendorong umat membela Islam dan mengusir penjajah.
Beberapa contoh hikayat yang ada di Indonesia, misalnya, Hikayat Mukjizat Baginda Rasul Tatkala Bulan Dibelah Dua, Hikayat Iblis dan Muhammad, Hikayat Rasulullah Bercukur, Hikayat Kelahiran Nabi, Hikayat Nabi Musa, Hikayat Nabi Sulaiman dan beberapa hikayat nabi lainnya.
Ada pula hikayat yang menceritakan sahabat Nabi SAW, seperti Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Zulkarnain dan Hikayat Muhammad Ali Hanafiyah. Sebagai sebuah cerita yang juga mengandung hiburan, beberapa hikayat dikemas dengan cerita yang jenaka, seperti Hikayat Umar Umayah dan Hikayat Abu Nawas.
Sebagai kekayaan budaya Indonesia, hikayat juga mengisahkan tentang daerah-daerah di Indonesia. Seperti, Hikayat Negeri Riau, Hikayat Aceh, Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Perang Sabil.
Selain produk asli nusantara, beberapa hikayat juga dipengaruhi dari cerita luar yang diadaptasi. Cerita dari India paling banyak memengaruhi kisah-kisah hikayat di Tanah Air. Seperti, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Bakhtiar, serta Hikayat Kalilah dan Daminah
0 komentar: