Mengambil Kejernihan Peradaban Lain
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Bagaimana cara kaum Musyrikin bertawaf? Salah satunya dengan bertelanjang. Apakah asalnya seperti itu? Tidak. Lihatlah barisan patung-patung yang disembah oleh kafir Quraisy, apakah sebelumnya ada? Sebelumnya bertauhid. Kisah-kisahlah yang menceritakan bagaimana terjadi semua itu.
Dalam keburukan orang kafir Quraisy, apakah tidak ada kebaikannya? Ternyata ada juga adab-adab yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail yang tetap dijaga. Adab-adab ini justru dibakukan sebagai bagian sunnah Rasulullah saw dan berpahala yang besar pula. Jadi bagaimana memandang peradaban saat ini?
Seluruh peradaban asalnya Islam, kemudian berpecah-pecah. Seluruh peradaban awalnya hanif (lurus) sesuai fitrah manusia, kemudian menyimpang. Ingat kisah penyimpangan kaum Nabi Nuh? Yang awalnya bertauhid. Lalu mencintai dan menghormati orang sholeh. Terakhir, disimpangkan oleh syetan dan hawa nafsu. Begitulah siklus peradaban.
Bagaimana cara pandang terhadap berbagai peradaban kafir yang saat ini sedang menggenggam dunia? Asal peradaban mereka adalah Islam dan sesuai fitrah. Berbagai pengalaman yang menempanya membuat berbagai penyimpangan. Namun dalam peradaban mereka ada juga sisa-sisa kebaikannya. Jadi, berinteraksilah dengan sisa-sisa kebaikannya.
Pengambilan budaya yang baik dari Kafir Quraisy ke dalam sunnah Rasulullah saw mencerminkan bahwa interaksi peradaban bukan saja "mengikis" yang tidak sejalan dengan prinsip yang substansial semata. Mengganti peradaban yang merusak tetapi juga melanjutkan kebaikan dari peradaban yang sudah ada.
Yang bermanfaat tetap terjaga. Yang buih hilang terhempas. Dalam setiap peradaban ada fitrah Insaniah dan kebaikan universal yang terus terjaga, ini menjadi wahana berkomunikasi, penyatuan hati dan kesatuan langkah semua peradaban.
Di era Khalifah Al Makmun dinasti Abbasiyah, kaum muslimin menghimpun buku-buku yang tercecer dan terbuang dari peradaban Yunani, Romawi, Persia dan India. Lalu, diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Ini artinya kaum muslimin sejak lama menjaga dan melanjutkan kemanfaatan yang ada di setiap peradaban yang pernah ada di jagat raya.
0 komentar: