Memotong Kaidah Hukum Alam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Ilmu pengetahuan hanyalah duplikasi dari alam. Teknologi hanyalah duplikasi dari alam. Alam ada batas maksimal ilmu dan teknologi di kolong jagat. Semuanya memanfaatkan hukum dan sarana yang ada di alam. Bila semua merujuk ke alam, padahal alam ditundukkan untuk manusia?
Hukum alam tak bisa dimengerti bila tidak menggunakan akal. Akal pendobrak rahasia alam untuk dibedah bagi sarana kemudahan kehidupan. Lalu, kemudahan hidup itu untuk apa? Agamalah yang bisa menjawabnya.
Banyak rahasia alam yang belum tersentuh oleh akal. Karena proses akal berjalan secara gradual atau bertahap. Bila tidak ada masa lalu, maka akal sangat sulit memahaminya. Sulit mendapatkan gambaran masa depan. Berdasarkan masa lalu dan pengalaman, akal mencoba menterjemahkannya ke masa depan.
Bila seperti ini bagaimana akal mampu menciptakan perkembangan yang eksponensial atau lompatan? Al-Qur'an dan hadist membongkar yang tidak dan belum dicerna oleh akal. Banyak ayat dan sabda Rasulullah saw yang belum terbongkar oleh akal walaupun ratusan bahkan ribuan tahun sudah dilakukan penyelidikan.
Akal mempelajari hukum sebab akibat. Yang prosesnya runut, teratur dan terstruktur. Apakah semuanya berlangsung dengan hukum ini? Hukum lain yang membuat hukum alam tidak berlaku. Ada hukum lain yang lebih dahsyat dari pada sekedar memanfaatkan hukum alam. Ada hukum lain yang membuat hukum alam dapat dikendalikan manusia.
Bagaimana dengan mukjizat para Nabi dan Rasul? Bagaimana dengan karamah para Waliullah? Nabi Sulaiman dapat mengendalikan angin, burung dan berbagai unsur alam. Nabi Yusuf mampu memprediksi tanpa tahu fenomena alam sebelumnya. Di sini akal dicampakan karena memanfaatkan hukum lain yaitu Al-Qur'an dan Hadist.
Bagaimana proses istighfar mampu menurunkan hujan untuk mengusir kemarau, gagal panen, tidak memiliki anak, mengobati krisis, menciptakan mata air? Bila manusia menggunakan proses akal dari pemahamannya terhadap alam, bagaimana bisa mewujudkannya? Namun dengan istighfar semua dapat dituntaskan dengan lisan, ikhlas dan ketundukan hati kepada Allah. Sangat mudah bukan?
0 komentar: