Beragam Versi Islamnya Umar ibn al-Khathab
Umar keluar dari rumah adiknya menuju tempat yang ditunjukkan Khabbab untuk menemui Rasulullah dan sahabatnya. Ia menuju rumah al-Arqam ibn Abil Arqam. Rumah inilah yang dijadikan tempat oleh beliau dan beberapa sahabatnya untuk melakukan dzikir dan beribadah kepada Allah.
Kali ini, Umar datang ke sana bukan untuk mencelakakan Muhammad dan menghentikan dakwah Islam, melainkan untuk ikut bergabung dalam kelompok orang-orang yang beriman.
Beberapa sahabat yang berada di dekat pintu kaget dan terkejut dengan kedatangan Umar. Mereka segera melapor kepada Rasulullah. Hamzah, paman Nabi, berkata, "Bukalah pintu! Jika Tuhan menghendaki kebaikan
dan Islam bagi Umar, kita sambut dia. Itulah yang kita harapkan. Namun, jika Allah menghendaki yang sebaliknya, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri!
Rasulullah lalu keluar menyambut Umar. Beliau memegang baju Umar dan menariknya keras-keras seraya berkata, "Wahai Umar, apa maksud kedatanganmu? Engkau memang tidak akan berhenti sebelum Allah menimpakan bencana atas dirimu!"
Dengan suara terputus-putus dan gemetar, Umar menjawab, “Ya Rasulullah, aku datang untuk menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya!" Jawaban Umar itu disambut takbir oleh Rasulullah.
Mendengar Rasul bertakbir, semua yang hadir di tempat itu mengerti bahwa Umar memeluk Islam. Mereka pun bertakbir hingga suaranya terdengar orang yang berada di Masjidil Haram. Mereka juga merasa gembira dan memanjatkan puji syukur kepada Allah.
Dalam Musnad Ahmad disebutkan riwayat lain tentang keislaman Umar. Umar bertutur, "Saya hendak menghadang Rasulullah. Saya lihat dia sudah mendahului saya ke masjid. Saya berdiri di belakangnya.
Ia memulai bacaannya dengan surah al-Haqqah. Saya sungguh kagum dengan susunan Al-Quran itu. Dalam hati, saya berkata, 'Sungguh dia memang seorang penyair seperti dikatakan Quraisy. Seolah menjawab isi hati saya, Rasulullah kemudian membaca ayat Bahwa ini sungguh perkataan Rasul yang mulia. Itu bukanlah perkataan seorang penyair; sedikit sekali kamu percaya? (al-Haqqah [69]: 40-41).
Saya berkata, 'Dia seorang dukun. Kemudian, Rasul membaca ayat Juga bukan perkataan seorang peramal; sedikit sekali kamu mau menerima pelajaran. (Ini adalah wahyu) yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Dan kalau dia mengada-adakan perkataan atas nama Kami, pasti Kami tangkap dia dengan tangan kanan, kemudian pasti Kami potong pembuluh jantungnya. Maka tak ada seorang pun dari kamu dapat mempertahankannya. (al Haqqah [69]: 42-47) sampai akhir surah. Maka, Islam sungguh menyentuh hati saya begitu dalam."
0 komentar: