Bendungan Peninggalan Islam
https://www.google.com/amp/s/bahrul69.wordpress.com/2015/03/11/bendungan-peninggalan-islam/amp/
Pada abad 7-8, agama Islam berkembang sangat pesat, mulai dari Asia, Afrika, hingga Eropa. Demikian juga khazanah ilmu pengetahuan Islam, termasuk bidang pertanian, telah mengalami revolusi hebat.
Hal yang menonjol dalam revolusi pertanian kala itu yaitu ditemukannya sistem pengairan yang baru dengan membangun sebuah bendungan. Bangunan ini berfungsi menyuplai air untuk tanaman, seperti padi, tebu, dan kapas, yang memerlukan air dalam jumlah yang banyak. Sebelum masa Islam, menurut Al-Hassan dan Hill dalam Islamic Technology: An Illustrated History, sistem pengairan sama sekali sudah tidak memadai, hingga akhirnya, masyarakat Islam membangun sistem irigasi dengan pola-pola baru.
Norman Smith dalam bukunya History of Dam era keemasannya, mengungkapkan bahwa peradaban Islam telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang teknik sipil, salah satunya adalah bendungan. Smith mengungkapkan, peradaban Islam di zaman keemasannya telah berhasil membangun begitu banyak bendungan, dengan aneka bentuk dan struktur. Schnitter (1994) secara khusus meneliti tentang panjang, tinggi, serta rasio panjang dan kedalaman bendungan di dunia Islam.
Diantara bendungan yang dibangun oleh umat Islam tersebut antara lain:
1.Bendungan Qusaybah.
Bendungan ini terletak dekat kota Madinah, Saudi Arabiah. Ia memiliki kedalaman sekitar 30 meter dan panjang mencapai 205 meter. Bendungan hasil karya umat Islam ini dibangun kira-kira pada abad ke-7 atau 8.
Bendungan yang bentuknya melengkung ini difungsikan untuk mengatasi banjir di kota Madinah dan sekitarnya.
Bendungan ini dibangun dengan menggunakan teknik yang tinggi. Para insinyur Muslim memakai cara yang canggih dalam menentukan lokasi bendungan, dan mereka membuat sistem kanal yang komplek. Mereka menggunakan astrolabe dan kalkulasi trigonometri. Bendungan dibangun dengan balok-balok batu, disambungkan dengan pasak besi yang kemudian dikuatkan dengan cairan timah.
Kekuatan bendungan ini sangat mengagumkan. dan sisa-sisa bangunannya masih bisa disaksikan sampai sekarang.
2.Bendungan Guadalquivir, Turia dan Segura
Ketiga bendungan ini terlatk di negara Spanyol. Ketiganya merupakan hasil karya para insunyur Muslim yang sangat fenomenal.
Menurut seorang ahli geografi abad ke-12 bernama Al-Idrisi, bendungan itu terbuat dari batu qibtiyyah sedangkan pilar-pilarnya terbuat dari batu marmer. Bendungan dibangun mengikuti aliran zig-zag air sungai hingga seberang sungai. Para insyinyur Islam membuat bentuk bendungan yang semacam itu diperlukan untuk menahan aliran air sungai yang tak menentu gerakannya.
Bentuk bendungan ini menunjukkan orang-orang yang membangunnya, memiliki tujuan meningkatkan kapasitas air yang melimpah. Sisa-sisa bendungan tersebut masih dapat dilihat hingga saat ini.
Bukti lain kejeniusan para insinyur Muslim juga terlihat dari kokohnya delapan bendungan di Sungai Turia. Hingga ratusan tahun, bendungan-bendungan itu tak membutuhkan perbaikan sama sekali. Jika dilihat, tampaknya bendungan di Sungai Turia memiliki berat yang berlebihan pada badan bendungan.
Diperkirakan, bendungan tersebut semula memiliki tinggi sekitar tujuh atau delapan meter di atas permukaan air tinggi, dengan ketebalan delapan kaki. Ini dimaksudkan untuk menahan hantaman pohon maupun batu.
Bendungan berjumlah delapan buah ini difungsikan mengairi kota Valencia. Meski usianya sudah mencapai 10 abad lebih, namun sampai hari ini masih kokoh dan berfungsi dengan baik tanpa ada penambahan sistem.
Selain itu juga ada bedungan di Sungai Segura, yang diabngun umat Islam untuk mengairi lahan yang luas di wilayah Murcia. Bendungan ini dibangun dengan rancangan dan konstruksi sempurna, dengan tinggi 25 kaki serta ketebalan 150 kaki dan l25 kaki.
Layaknya bendungan lainnya, bendungan ini terbuat dari pecahan-pecahan batu dan adukan semen. Pada masa itu, teknik yang digunakan oleh para tukang batu dan insinyur Islam untuk membangun bendungan juga sudah sangat tinggi.
Mereka sudah mampu mengukur baik kedalaman maupun lebar sungai. Sehingga, mereka bisa membuat desain bendungan yang cocok dengan ukuran sungai-sungai tersebut. Para insinyur Muslim telah memiliki kemampuan tinggi.
Selain itu, mereka juga menggunakan metode survei. Manfaatnya, untuk membangun sebuah bendungan di lokasi yang tepat dan paling sesuai. Tak hanya itu, mereka juga telah mampu menata sistem kanal yang begitu kompleks.
Untuk mempermudah semua itu, mereka menggunakan astrolabes dan perhitungan trigonometri. Pada masa kekhalifahan, para cendekiawan Muslim merancang bangunan bendungan yang tak hanya berfungsi untuk mengatur air, tetapi juga mengalihkan arus air.
3.Bendungan Qayrawan
Bendungan ini terletak di Tunisa. Waduk-waduk ini, seperti juga hasil karya umat Islam yang lain, memiliki kualitas dan keindahan yang mengagumkan. Karena hal itu ada yang menyebut bendungan tersebut sebagai peninggalan bangsa Punisian dan Romawi. Namun pendapat tersebut dibantah oleh para ahli arkeologi modern. Hasil penelitian mereka memastikan bahwa bendungan ini peninggalan umat Islam.
Waduk-waduk ini terdapat di dua ratus lima puluh wilayah dan ia merupakan bangunan yang sangat menarik. Foto dari waduk yang dikenal dengan nama Basi des Aghlabides yang dibangun pada abad ke 9 oleh Abu Ibrahim Ahmed ini memperlihatkan semacam bangunan kuil.
Di negara ini terdapat waduk irigasi penting yang terletak sekitar 100 kilometer dari gerbang utara kota Qayrawan. Ada dua waduk yang mengumpulkan air dari wadi Marj Al-Lil. Waduk yang kecil merupakan sebuah poligon 17 sisi dan panjangnya rata-rata 6,25 meter, setiap sudut diperkuat dari luar dan dalam dengan beton penyangga bulat (butters). Diameternya 37,4 meter.
Waduk kecil ini berfungsi sebagai tangki penunjang serta tempat pengendapan lumpur. Salah satu sisinya bersinggungan dengan sisi waduk yang lebih besar. Di sisi inilah terdapat saluran penghubung sirkular pada dinding penyekat, beberapa meter di atas dasar waduk.
Waduk yang besar mempunyai 48 sisi dengan beton penyangga bulat di setiap sudutnya, berdiameter dalam 130 meter dengan kedalaman 8 meter. Instalasi ini diselesaikan pada 248 H/862-3 M.
4.Bendungan Mahmood
Bendungan ini terletak di Afghanistan. Ia dibangun kira-kira tahun 998-1030 M oleh Raja Mahmoud Ghaznah (998-1030). Bendungan yang terdiri dari tiga buah ini memiliki inggi 32 meter dan panjangnya 220 meter. Salah satu bendungan itu terdapat di wilayah yang berjarak 100 kilometer dari Kabul, ibu kota Afghanistan.
Raja Mahmood sengaja membangun bendungan ini untuk mengatur air pertanian dan mencegah banjir di kota Kabul.
Itulah beberapa sumbangan penting dalam pembangunan bendungan di era keemasan Islam. Para insinyur Islam telah membangun bendungan dengan teknologi yang canggih dan murni, hasil pemikiran mereka.
0 komentar: