Adab Terhadap Kezaliman
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Dalam periodisasi sejarah umat Islam, mengapa ada periode menghadapi penguasa yang sangat zalim? Mengapa periode Mekkah lebih lama daripada periode Madinah? Mengapa Nabi Musa lebih banyak disebut dalam Al-Qur'an dibandingkan Nabi yang lain termasuk Rasulullah saw? Mengapa kisah para Nabi lebih banyak berhadapan dengan penguasa atau para pembesar?
Inilah perjalanan amar makruf nahi munkar yang terpanjang, paling sering dihadapi dan melelahkan. Inilah hukum kehidupan yang sudah ditetapkan. Inilah sunatullah abadi yang telah digoreskan. Maka hadapilah dengan ketentraman hati apa pun yang terjadi.
Nabi Ibrahim dan pemuda ashabul ukhdud menghadapi jilatan api dengan ketentraman. Nabi Yahya digregaji tanpa sedikitpun keluhan. Khubaib menghadapi penyaliban dengan ketenangan. Bahkan Sayid Qutb dan Abdul Qadir Al-Audah menghadapi tiang gantungan dengan tersenyum.
Mengapa sangat tentram? Bukankah jihad menghadapi penguasa yang zalim adalah puncaknya jihad? Hadapi kezaliman seperti Nabi Musa menghadapi Firaun. Hadapi dan nasihat. Ajak dan ingatkan. Ungkapkan penyimpangan dan kerusakannya
Kezaliman memang selalu membuat tipu daya dan muslihat. Kezaliman memang selalu disibukkan membuat makar terhadap kebenaran. Kezaliman memang tak pernah tentram walaupun beragam rekayasa terus dilakukan. Itulah hukuman Allah terhadap pelaku kezaliman. Padahal seluruh tipu daya kezaliman akan dipatahkan Allah.
Bila kezaliman pasti dipatahkan oleh Allah, maka hadapilah kezaliman dengan akhlak terpuji. Jangan tergesa-gesa untuk menghancurkannya dengan beragam kekerasan yang melampaui batas. Jangan menghadapi dengan emosional dan gelap mata. Jangan bertindak ekstrim yang menimbulkan kerusakan.
Berpegang teguhlah dengan syariat Allah dan adab yang dicontohkan Rasulullah saw. Seperti nasihat Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib sebelum menggempur benteng Khaibar yang harus menyerukan berislam, dan membayar jizyah terlebih dahulu.
Belajarlah pada Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Ahmad saat menghadapi kezaliman. Belajarlah pada Musa bin Nusair, sang panglima penakluk Andalusia, saat dia disiksa oleh khalifah Sulaiman bin Abdul Malik.
Musa bin Nusair memiliki ratusan ribu budak, persenjataan dan kekuatan ekonomi yang dapat dikerahkan melawan khalifah. Namun dia tidak melakukannya. Karena bermar makruf nahi munkar ada proses dan adabnya juga. Tetap beradab dalam menghadapi kezaliman, itulah kemenangan jiwa.
0 komentar: