Saat Konstantinopel Belum Juga Dibebaskan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Apa yang bisa dilakukan seorang ulama, Syekh Aaq Syamsuddin, saat Muhammad al Fatih selama 54 hari belum bisa menaklukan Konstantinopel ?
Semua pasukan gelisah. Byzantium semakin kuat karena mendapat bantuan 4 kapal perang dari Paus. Semangat mereka terpompa luar biasa.
Sebaliknya dengan panglima dan mentri Daulah Utsmanniyah, mereka menggugat kebijakan Al-Fatih yang mengikuti dorongan Syekh Aaq Syamsuddin. Akibatnya, banyak prajurit yang tewas dan peralatan perang yang rusak. Terasa tak ada harapan lagi.
Al-Fatih meminta solusi pada sang Syekh. Hanya dijawab,"Pasti, Allah akan mengkarunikan kemenangan." Tak puas dengan jawaban itu, sang Syekh menuliskan surat.
Isinya,"Dialah Sang Pemberi kekuatan dan kemenangan... Peristiwa masuknya kapal-kapal perang itu telah menyebabkan jiwa muslimin hancur dan khawatir. Lalu, melahirkan kegembiraan dan kesombongan di kalangan kafirin.
Namu satu hal yang pasti adalah hamba yang mengatur namun Allah yang mentakdirkan. Dan ketetapan terakhir itu semuanya milik Allah.
Kita telah kembali kepada Allah dan membaca Al-Quran. Semua itu tak ubahnya seperti rasa kantuk, lalu setelah itu terjadilah karunia Allah, sehingga nampaklah berbagai kabar gembira yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Surat ini memberikan ketenangan dan kelegaan dalam diri para panglima dan prajurit. Saat penyerangan berikutnya, Al-Fatih meminta sang Syekh mendampinginya. Namun sang Syekh menolak.
Lalu apa yang dilakukan sang Syekh ? Saat Al-Fatih ke kemahnya. Dilihat sang Syekh tengah bersujud dengan sujud yang panjang. Sorbannya terurai dari kepalanya. Rambut putihnya terjulur ke tanah. Jenggotnya yang putih dan rambutnya tampak bercahaya.
Lalu Al-Fatih melihat gurunya itu bangun dari sujudnya. Air matanya menetes di kedua pipinya. Beliau telah bermunajat dan berdoa kepada Allah agar menurunkan kemenangan dan penaklukan dalam waktu dekat.
Sang guru pun mendekati sambil berkata,"Jagalah syariat Allah dalam peperangan dan menjaga hak-hak bangsa yang ditaklukkan."
Saat Konstantinopel berhasil ditaklukkan. Al Fatih berkata,"Kegembiraanku bukan karena penaklukan Konstantinopel, tetapi karena kehadiran beliau di zamanku."
*)Muhammad Al-Fatih, Syekh Ramzi Al-Munyawi, Pustaka Al Kautsar Juni 2016.
0 komentar: