Pengabulan Doa Bukan Tujuan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Merubah ketakutan menjadi waspada, tenang dan berani. Bagaimana caranya? Tak perlu dukungan dari luar. Cukup menggalinya dari dalam.
Nabi Musa ketakutan saat dikejar oleh Fir'aun. Rasa takut berubah menjadi waspada hanya dengan berdoa. Waspada menciptakan pengendalian
Muncul ketakutan Nabi Musa saat diperintahkan Allah menghadapi Firaun. Allah membekalinya dengan doa, ditemani Harun dan mukjizat.
Bani Israel ketakutan saat menghadapi pasukan Firaun. Jawab Musa, "Memohon Pertolongan Allah dan bersabar."
Bani Israil ketakutan saat terhimpit di laut Merah. Jawab Musa, "Kita tidak akan terkejar." Walaupun tak tahu caranya.
Abu Bakar ketakutan saat pasukan Quraisy berada di mulut gua. Jawab Rasulullah saw, "Sesungguhnya Allah bersama kita."
Rasulullah saw khawatir, lalu bermunajat saat perang Badar dimulai. Solusi semua ketakutan, kekhawatiran dan kegalauan hanyalah berdoa. Sederhana tapi mujarab.
Seorang pedagang dirampok. Saat hendak dibunuh, dia berdoa. Malaikat pun datang menolongnya. Ada seruan dari langit yang menyebabkan malaikat membantu.
Doa itu pasti terkabul. Proses pengabulannya sangat rahasia, hanya Allah yang tahu. Inilah ujian keyakinan pada Allah. Semuanya hak Allah semata.
Pengabulan doa tidaklah penting dan bukan pula tujuan. Hanya perwujudan penghambaan dan kelemahan pada Allah. Ini yang terpenting.
Digerakan berdoa adalah anugerah dan nikmat terbesar dari Allah. Ini lebih besar kenikmatannya dari pengabulan doa.
Bukankah semua peristiwa sama baiknya? Bukankah semua takdir sama baiknya? Jadi pengabulan doa tak penting, digerakkan berdoa adalah nikmat terbesar.
0 komentar: