Pemimpin yang Adil, yang Lahir dari Rahim Pebisnis yang Jujur
Oleh : Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Jujur dan amanahlah dalam berbisnis. Karena kebaikan manusia tergantung dari kejujuran dan keamanahan para pebisnis.
Kejujuran para pebisnis akan melahirkan keberkahan. Baik untuk dirinya atau pun bagi keturunannya. Mari kita telusuri salah satu bukti sejarah ini.
Sejarah selalu mencatat keadilan Umar Bin Abdul Aziz. Beliau memang keturunan Umar Bin Khatab, sang Khalifah yang adil. Namun bagaimana bisa melahirkan dua Umar yang memiliki keadilan yang sama ?
Bagaimana Umar Bin Khatab memilihkan jodoh bagi putranya yang bernama Ashim ?
Umar tidak menikahkan dengam seorang ustadzah atau wanita yang alim. Tetapi menikahkannya dengan wanita biasa saja. Yang tinggal di rumah yang sederhana. Dia hanya tinggal dengan ibunya saja.
Bagaimana bisa wanita biasa saja dari rahim-rahim keturunannya lahir seorang pemimpin yang disejajarkan dengan Khalifatur Rasyidin ?
Wanita ini seorang pebisnis. Pebisnis seperti apa yang melahirkan pemimpin luar biasa ?
Malam terasa dingin hingga menusuk tulang. Semua penduduk Madinah lebih memilih tidur pulas sambil berselimut tebal. Ditengah kegelapan malam, terlihat dua orang yang terus berjalan diantara rumah penduduk. Dialah Umar Bin Khatab dan pengawal pribadinya Aslam.
Sudah menjadi kebiasaan Umar Bin Khatab melihat kondisi rakyatnya di saat malam. Setelah kelelahan mengontrol penduduk. Umar dan Aslam beristirahat duduk di sebuah rumah yang sederhana. Tiba-tiba sayup-sayup terdengar ucapan dua orang wanita dari dalam rumah tersebut.
Seorang ibu berkata pada putrinya, "Anakku, susu yang akan dijual itu, campurlah dengan tambahan air." Sang putrinya menjawab, "Ibu, apakah engkau tidak mengetahui larangan Amirul Mukminin tentang hal itu ?" Sang ibu bertanya, "Apa larangannya?"
Putrinya menjawab, "Dia memerintahkan aparatnya untuk mengumumkan agar tidak mencampurkan susu dengan air." Sang Ibu menimpali, "Anakku, campurlah susu dengan air, engkau tidak mungkin diketahui Umar dan aparatnya."
Sang Anak tertegun sebentar. Ada pertentangan bathin di dalam jiwanya. Lalu berkata, "Ibu, tidak mungkin saya taat kepadanya di depan orang banyak tetapi melanggar perintahnya saat tidak dilihat orang."
Umar Bin Khatab tersentak mendengarkan semua pembicaraan itu. Lalu memerintahkan Aslam untuk menandai pintu rumah dan mengingat lokasi rumah tersebut.
Setelah itu Umar Bin Khatab berjalan melanjutkan aktivitasnya. Apa yang akan dilakukan Oleh Umar Bin Khatab terhadap penghuni rumah tersebut ?
Setelah Aslam menandai rumah tersebut. Di pagi hari, Umar berkata, "Aslam, pergilah ke tempat perempuan itu. Cari tahu siapa yang mengucapkan perkataan itu dan siapa yang diajak berbicara? Juga pelajari apakah mereka mempunyai kepala rumah tangga yang memenuhi kebutuhan hidup mereka?"
Aslam menyelidiki rumah tersebut. Lalu melaporkan, "Perempuan yang berbicara adalah seorang gadis yang tidak mempunyai istri." Umar memanggil anak-anaknya. Yang belum menikah adalah Ashim. Maka Ashim berkata, "Ayah, nikah kan saya dengannya."
Maka Umar mengirim utusan untuk meminang perempuan tersebut. Dan mengawinkannya dengan Ashim. Dari perkawinannya dengan Ashim terlahirlah seorang perempuan. Dari perempuan ini terlahirlah Umar Bin Abdul Aziz.
Ingin melihat ketakwaan kita sendiri? Lihatlah cara kita berbisnis. Jujur atau khianat?
Referensi:
500 Kisah Orang Soleh Penuh Hikmah, Imam Ibnu Fauzi, Pustaka Kautsar, Juni 2017
0 komentar: