Pedagang Yang Berilmu dan Berhati Ulama, Kunci Sukses Dakwah di Nusantara
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Pusat dakwah Nusantara dimulai dari Pasar, Pesantren dan Istana. Atau lembaga ekonomi, pendidikan dan kekuasaan. Di era Walisanga, masuk ke ranah kebudayaan.
Gunakan dunia untuk memasuki akhirat, itulah kecendrungan besar manusia. Hiruk pikuk dunia untuk memasuki ketentraman akhirat.
Membangun pesisir pantai menjadi pusat ekonomi dan niaga. Menjadi pelabuhan nasional lalu internasional, itulah yang pertama dilakukan penyebar Islam di Nusantara.
Pasai dari pemukiman berkembang jadi pelabuhan internasional. Dikembangkan Malaka lalu seluruh pesisir di Nusantara. Pasai pusat Islamisasi di Asia Tenggara
Pusat pelayaran dikuasai, lalu pusat rempah-rempah dunia diislamisasi yaitu Maluku. Seluruh kekuatan ekonomi saat itu dikuasai penyebar Islam Nusantara.
Yang pertama mengislamisasikan Nusantara bukanlah ulama, tetapi pedagang yang berprilaku ulama. Ini lebih menarik hati manusia.
Berdagang hanya pembuka obrolan, komunikasi dan persahabatan. Akhlakul Karimah yang menundukkan hati manusia untuk menerima Islam. Inilah visi pedagang.
Dalam strata Hindu, pedagang menjadi perantara antara golongan bawah dan atas. Ini membuat lingkaran komunikasi meluas ke semua kelas sosial.
Model partnership dalam ekonomi Islam, semuanya bergairah, derajatnya sama, keuntungannya adil. Konsep ekonomi Islam penyebab berduyunnya berislam.
Mengapa konsep ekonomi Eropa, tak menyebabkan Nusantara berduyun-duyun menjadi Kristen? Mereka datang sebagai kolonial, bukan partnership.
Manusia lebih menghargai kekayaan, ini yang harus dimanfaatkan untuk menembus hati dengan keimanan.
Juru dakwah tak harus dimulai dari pendidikan Islam tetapi mulailah dari penerapan ekonomi islam.
0 komentar: