Memahami Pola Takdir
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Dalam takdir ada masalah juga solusi. Dalam takdir ada kebahagiaan juga ada ujiannya. Yin dan Yan selalu berpadu, tidak pernah terpisah. Semesta itu selalu perpasangan, maka carilah sisi lain untuk menyeimbangkannya. Itulah cara agar tidak terjerumus dan merusak.
Bila dihadapkan pada masalah, cari pasangannya? Cari obatnya. Cari solusinya. Kadang manusia harus dipaksa oleh Allah untuk belajar dan memahami. Dipaksa untuk menemukan sesuatu untuk mendongkrak kehidupannya agar tidak lalai dan terbuai. Semua masalah dalam sekenario Allah. Dalam masalah ada takaran dan ukurannya. Temukan hukum-hukum Allah, sebab-akibat, keterkaitan yang satu dengan yang lainnya, maka kita akan melihat keajaiban semesta yang tersusun rapih dan saling terkoneksi.
Dalam kesenangan, segera cari pasangannya? Cari kelalaian dan kerusakan dari yang disenangi, lalu diwaspadai. Cari penyakitnya yang bisa menjerumuskan dan menghancurkan. Itulah seni menghindari penyakit kehidupan.
Dalam ketaatan, cari penyakitnya. Dalam Kesuksesan, cari yang bisa menjatuhkannya. Setiap takdir itu ada mizannya. Ada timbangannya. Itulah hukum keseimbangan yang ditemukan juga dalam hukum ekonomi. Permintaan dan penawaran selalu bersanding. Bisikan malaikat dan syetan selalu bergesekan. Kediktatoran dan kebebasan selalu bergumul. Itulah hukum kehidupan.
Menjadi malaikat apakah benar? Karena manusia bukanlah malaikat. Mengikuti Syetan apakah salah? Karena manusia memiliki ruh dan fitrah. Ikuti bisikan kebaikan, hingga taraf yang diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah saw. Ikuti bisikan Syetan hingga taraf yang mubah dan dihalalkan Allah. Bila melewati batas itu, berarti kerusakan.
Setiap takdir ada ukuran, tingkatan dan hukumnya. Carilah rahasianya. Setiap takdir memiliki hukum seperti dalam hukum syariat. Apa itu? Baligh, bila akalnya sudah sempurna. Mukalaf, sanggup menanggung beban. Bila kedua syarat terpenuhi, barulah hukum syariat diwajibkan. Begitu pula hukum yang berlaku dalam takdir-takdir Allah. Itulah kemahaadilan Allah.
Bila hukum syariat untuk menjaga manusia dan semesta. Maka takdir pun untuk menjaga manusia dan semesta. Syariat dibakukan dalam Al Quran dan As sunnah. Takdir itu dirahasiakan sebagai wujud Maha Berilmu, Maha Mengetahui dan Maha Kuasa-Nya Allah. Namun semua memiliki pola hukum yang sama.
0 komentar: