Koneksi Penduduk Langit dan Bumi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Dalam kegelapan, arahkan pandangan ke langit. Apa yang dilihat? Apa yang dirasakan? Dalam keresahan, arahkan mata menuju ke langit? Apa yang terbangun di relung jiwa?
Dari langit ada sumber rezeki. Begitulah Allah berfirman. Rezeki raga dan jiwa. Menghidupkan bumi yang tandus, juga jiwa yang gersang. Di langit ada hujan yang menyejukkan. Di langit ada benda-benda yang memberikan petunjuk. Dilangit ada juga penghuninya.
Penghuni langit dan penduduk bumi saling terkoneksi. Para malaikat setiap saat mendoakan penduduk bumi. Para malaikat setiap Ashar dan Subuh melaporkan beragam kejadian ke langit. Ada yang berpendapat, Allah pun bersinggasana disana. Jadi betapa indahnya memandang langit!
Berdoa mengangkat tangan tinggi-tinggi sehingga ketiak Rasulullah saw terlihat. Nabi Ibrahim memandang ke langit untuk menemukan Sang Pencipta. Rasulullah saw di gua Hira melihat malaikat Jibril menggantung di langit sebelum mendapatkan wahyu. Langit tak terbatas. Seperti itu pula keyakinan, kesabaran dan cita-cita kita yang tak ada batasnya.
Langit tak berujung. Langit tak bertepi. Yang terlihat hanya hamparan awan dan warna kebiruan. Biru adalah warna kesejukan dan keyakinan yang tinggi. Mengambil energi langit dengan memandangnya. Mengambil energi langit merasakannya. Orang tua dulu berkata, "Langit adalah energi ayah. Bumi adalah energi ibu."
Menemukan keindahan dari langit. Dalam kegelapan bumi ada keindahan di langit. Dalam kedinginan malam, terpancar kehangatan sinar rembulan. Seperti itulah manusia melihat Dzat Allah kelak. Saat melihat bulan, rindukan Allah. Saat melihat purnama, seolah Allah tengah menyapa kita yang baru menginjakkan kaki ke dalam surga.
Inilah energi langit. Inilah energi yang menghidupkan bumi dan jiwa manusia
0 komentar: