Kecerdikan Hasan bin Ali dalam Menyatukan Umat
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Pasca kematian Utsman bin Affan, kaum muslimin terpecah dalam 3 pendapat dalam menyelesaikan hukum Qisash bagi pembunuh Utsman. Ada 3 pendapat, yaitu Ali, Muawiyah dan Siti Aisyah.
Perbedaan pendapat ini menimbulkan konflik berkepanjangan yang dikhawatirkan dapat melemahkan kaum muslimin. Pasca kematian Ali bin Abi Thalib, kaum muslimin mengangkat Al Hasan sebagai Khalifah. Apa yang dilakukan Al Hasan ?
Al Hasan mau menerima baiat tersebut dengan syarat mau memerangi orang yang diperangi dan juga berdamai dengan orang yang diajak damai oleh Hasan. Ketika semua telah berbaiat padanya, Hasan justru berbaiat pada Muawiyah. Ada apa ?
Sulaiman bin Shurad menolak keputusan Hasan. Karena Hasan memiliki 100.000 prajurit Iraq. Rakyat Basrah dan Hijaz siap mendukung Hasan. Lalu, apa yang dikatakan Hasan ?
"Aku bersaksi kepada Allah dihadapan kalian. Semua itu kulakukan demi menjaga darah kalian. Demi mendamaikan kalian. Bertakwalah kepada Allah. Terimlah takdir-Nya. Agar orang berbakti bisa istirahat dengan tenang, atau bisa istirahat dari serangan kaum zalim.
Kau sebut aku sebagai orang yang telah menghinakan kaum Muslimin. Demi Allah, aku lebih senang melihat kalian hina, tetapi saling memaafkan. Daripada mulia tapi saling membunuh."
Hasan pun melanjutkan,"Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa Muawiyah kelak akan menjadi khalifah. Demi Allah, andai kita menyerang dia dengan membawa kekuatan gunung dan pohon, maka Muawiyah akan tetap menang.
Kita memohon pada Allah agar menolongnya dalam menjalankan pemerintahan. Jika Allah menjauhkan kekuasaan itu dari kita, maka kita harus rela menerimanya."
Seperti inilah cara Hasan menyatukan kaum Muslimin yang terbelah pendapatnya. Menyerahkan kekuasaan dan berdamai. Karena kekuatan itu disaat bersatu walau sebenarnya punya kekuatan besar untuk melawan.
*) Politik dan Kekuasaan, Ibnu Qutaibah, Pustaka Al Kautsar Juni 2017
0 komentar: