Hujan Petir, Fenomena Jiwa
"Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat. Mereka menyumbat telinganya dengan jarinya karena (mendengar suara petir), sebab takut akan mati. Dan, Allah meliputi orang kafir." (2: 19)
Tafsir Fi Zhilalil Qur'an:
Ini pemandangan yang mengagumkan, penuh gerakan, bercampur kegoncangan. Ada kebingungan dan kesesatan, ada kengerian dan ketakutan, ada kekagetan dan kekacauan, dan ada cahaya dan gema suara.
Situasi yang memenuhi pemandangan itu semua yang berupa hujan lebat, kegelapan, guruh, kilat, orang yang kebingungan dan ketakutan, langkah kaki yang penuh ketakutan, yang berhenti ketika kegelapan sedang menimpa.
Situasi in sungguh menggambarkan kebingungan, kegoncangan, ketidakstabilan, dan kegoyangan yang dijalani dalam kehidupan orang munafik itu, ketika mereka bertemu orang mukmin dan kembali kepada setan-setan mereka.
Antara yang dikatakan sesaat, lalu meralat dengan serta merta. Antara pencarian terhadap petunjuk dan cahaya dengan kembalinya kepada kesesatan dan kegelapan. Ini sebuah pemandangan indrawi yang melukiskan kondisi jiwa dan perasaan mereka.
Ini merupakan salah satu cara Al-Qur'an yang mengagumkan dalam melukiskan kondisi jiwa, seakan-akan sebuah pemandangan yang dapat dilihat oleh pancaindra.
0 komentar: