Hari-hari Manusia
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(ChannelYoutube Dengerin Hati)
Hari-hari manusia. Seperti apa? Hari-Hari pergelutan dengan dirinya, Tuhannya dan kehidupannya.
Hari-hari pergelutan dengan masa lalu, masa kini dan masa depannya. Menyadari hari dan waktu, berarti menyadari kehidupannya. Menyadari hari dan waktu, berarti menyadari kemaslahatan diri dan kehidupannya. Tidak sadar waktu. Tidak cerdas waktu, penyebab kehancuran manusia.
Adakah waktu untuk dirimu sendiri? Berbicara pada diri sendiri. Bertanya pada diri sendiri. Menjawabnya sendiri. Dirimu adalah ruh tiupan Allah yang maha dahsyat potensi dan kekuatannya. Mengapa tidak didayagunakan? Mengapa disia-siakan?
Adakah waktu untuk dirimu sendiri? Bercengkrama dan berdialog, mewawancarai dan menggali mutiara yang terpendam pada ruh tiupan Allah. Menemani dirimu, jangan terasa asing pada diri sendiri. Perbanyak bicara pada dirimu dibandingkan pada orang lain.
Berbicaralah Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar pada dirimu. Subhanallah, Maha Suci Allah dari semua keburukan yang akan menimpamu. Maha Suci Allah atas prasangka burukmu terhadap takdir kehidupan ini.
Alhamdulillah, Semua kejadian akan berakhir pada segala puji bagi Allah, atas semua takdir-Nya. Segala puji bagi Allah atas semua fragmen kehidupan yang sudah terjadi. Bila masih belum menemukan hakikat ini, telisiklah ada yang salah dengan jiwamu.
Puncak dari semua kesadaran hidup adalah Allahuakbar. Melihat kebesaran-Nya, melihat keagungan-Nya, kekuasaan-Nya, kasih sayang-Nya, kelembutan-Nya, kedemawanan-Nya. Bila masih belum menemukan, telisiklah hijab hatimu dengan Allah.
Itulah waktu-waktu dirimu dengan dirimu sendiri. Itulah waktu-waktumu saat berdialog, bercengkrama, dan bertanya pada dirimu sendiri. Diri itu dididik dengan memasukan Allah ke dalam jiwa mu. Agar dia paham dan sadar, akhir dari tujuan hidup ini.
Bila berimajinasi terhadap dunia, lakukanlah... bukan untuk mengeruknya. Tetapi hanya menjalankan peran khalifah kepemimpinan di bumi. Khalifah adalah wakil Allah di muka bumi. Maka kelolalah isi bumi dengan prinsip, aturan, tujuan bagi kemanusiaan dan kemaslahatan. Karena inilah prinsip Islam. Namun mengapa banyak yang takut dan ditakuti-takuti dengan prinsip ini?
Waktumu bersama Tuhanmu. Adakah waktu ini? Apakah engkau sisakan? Apakah dikhususkan? Padahal Allah sudah merancang waktu khusus untuk berjumpa denganmu? Bila tidak ada, tandanya Allah tak ingin berjumpa dengan mu? Engkau tak layak untuk berjumpa dengan-Nya? Nafsu menguasaimu?
Rendahkan jiwa dihadapan Penguasa Alam. Rendahkan hati dihadapan Singgasana-Nya. Bersujud dihadapan Dzat-Nya. Apakah engkau rasakan? Apakah engkau melihat-Nya? Apakah merasakan kenikmatan?
Mintalah pertolongan-Nya. Siapa yang paling sering dimintai pertolongan? Makhluk atau Allah? Mengapa mengabaikan Yang Maha Memberi dan berlari menuju yang tak berdaya? Mengapa merasa yakin kepada makhluk dan tak yakin kepada Dzat yang mahakaya?
Setelah itu, waktu-waktu pergolakan terhadap kehidupan. Waktu-waktu pergulatan terhadap kehidupan. Tentraman atas semua persitiwa. Yang dikhawatirkan bagaimana sikapmu terhadap kehidupan ini? Yang dikhawatirkan, apa isi hati, jiwa, akal dan pemikiran terhadap kehidupan ini? Maka mohonlah jalan yang lurus. Jalan orang yang telah dianugerahkan nikmat, bukan yang jalan kebodohan dan kesesatan. Mohon bimbingan Allah, bukan bimbingan dan kekuatan akalmu, bukan pikiranmu, bukan kepintaranmu, bukan juga kehebatanmu.
Itulah hari-hari manusia. Itulah waktu-waktu manusia. Waktu bersama diri, Tuhan dan kehidupan. Itulah waktu-waktu terhadap masa lampau, kini dan depan.
0 komentar: