Hanya Allah
Dalam hadits Nabi Saw. disebutkan,
"Allah Ta'ala menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan, lalu Allah memantulkan dari Cahaya-Nya. Siapa yang mendapatkan dari Cahaya itu saat ini, ia mendapatkan hidayah, dan siapa yang salah terhadap cahaya-Nya maka ia akan sesat."
Itulah cahaya yang keluar dari keagungan anugerah yang memantul di hati, lalu menerangi nurani, hingga menembus hijab Jabarit, dan di alam Jabarut tak ada lagi hijab dengan Allah Ta'ala, begitu juga di alam Malakut, sampai sang hamba dalam kinerja dan ucapannya, gerak dan hasratnya, hidup dan matinya, telah menuju pada cahaya itu. "Allah-lah yang memberi cahaya langit dan bumi... Dengan cahaya-Nya itu memberi hidayah kepada yang dikehendakiNya."
Yahya bin Muad berkata, "Ma'rifat itu:
• Kedekatan qalbu pada Yang Maha Dekat.
• Untaian Ruh pada Sang Kekasih
• Menyendiri dari segalanya bersama Sang Diraja Yang Mengijabah.
Dzun Nuun berkata, Ma'rifat itu:
• Pensunyian rahasia batin dan segala hasrat
• Meninggalkan adab kebisaaan,
• Penentraman qalbu kepada Allah Ta'ala tanpa bergantung selain-Nya.
Tak seorang pun bisa mengungkapkan tentang ma'rifat Billah Ta'ala. Karena ma'rifat itu datang dari-Nya, begitu jelas, dan kepada-Nya kembali.
Orang-orang 'arif jiwanya fana di bawah keabadian-Nya dan Kuasa-Nya dari segala daya dan upaya. Anda melihat mereka itu senantiasa abadi dalam Daya-Nya dan Kekuatan-Nya, dan mereka terhanguskan dari eksistensi dan ikhtiar mereka di bawah kebesaran Uluhiyah-Nya. Mereka hanya mengikuti Sang Diraja bukan kekuasan mereka. Rasa butuhnya mereka hanya pada-Nya, rasa cukup mereka hanya pada-Nya, kemuliaan mereka hanya bersama-Nya, rasa hina mereka hanya bagi-Nya.
Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y
0 komentar: