Digerakkan Allah Melawan Kezaliman
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Makar, fenomena makar. Bagaimana Allah bercerita makar? Mereka tidak ridha. Mereka terus berusaha memadamkan cahaya Allah. Itu hukum yang tidak pernah berubah. Kaum kafirin, munafikin dan zalim selalu berupaya makar. Kepada siapa? Kepada setiap benih kebaikan. Siapa yang mereka hadapi? Bukan manusia. Bukan pelaku kebaikan. Siapakah mereka?
Mereka berhadapan dengan Allah. Itulah mengapa pelaku kezaliman itu lemah. Itulah mengapa pelaku kezaliman tidak ada pembelanya. Hanya dirinya sendiri yang membelanya. Begitulah Allah berkisah.
Maka wajar bila pelaku kezaliman membutuhkan dana yang besar. Wajar, bila pelaku kezaliman butuh mengerahkan polisi dan tentara serta memobilisasi peralatan militer. Wajar bila mereka membangun benteng kekuasaan yang kuat dan mengerikan. Untuk melindungi diri mereka sendiri. Allah berlepas diri. Hingga nyamuk pun tidak bisa masuk ke benteng kekuasaan.
Allah yang menghadapi mereka. Bisa melalu Tangan-Nya sendiri. Bisa juga melalui para pelaku kebaikan. Mana yang dipilih? Semua berada dalam ilmu Allah. Gejolak jiwa, pemikiran dan gerakan para pelaku kebaikan adalah besitan yang Allah ilhamkan. Semua bagian makar Allah terhadap pelaku kezaliman.
Siapa yang menggerakkan imam Al Ghazali dengan keresahan jiwanya sehingga menghasilkan karya besar Ihya Ulumudin sebagai bekal pembinaan kaum Muslimin menghadapi serbuan Eropa? Siapa yang menggerakkan Najamudin yang tidak mau menikah kecuali dengan wanita yang memiliki cita-cita yang sama untuk membebaskan Masjidil Aqsha? Sehingga lahir Shalahuddin Al Ayubi?
Siapa yang menggerakkan Syeikh Abdul Qadir Jailani menghimpun para Sufi untuk mendidik para calon prajurit, panglima, pejabat untuk membackup perjuangan Nurudin Zanky dan Shalahuddin Al Ayubi? Seluruh madrasahnya digunakan sebagai penempaan jiwa, raga dan pemikiran mereka. Itulah cara Allah memberikan ilham kepada mereka yang akan melawan makar pelaku kezaliman.
Imam Ahmad hanya berjuang melalui balik penjara dan siksaan. Pelaku Kezaliman bebas berkeliaran dengan kawalan super ketat. Namun apa yang terjadi? Tiga penguasa tersebut mati di era imam Ahmad masih di penjara dan disiksa. Namrudz mati dengan seekor nyamuk. Firaun mati dengan tenggelam. Allah melumpuhkan kezaliman melalui Tangan-Nya sendiri.
Pelaku kebaikan tak perlu menunggu kekuatan yang besar terlebih dahulu untuk melawan kezaliman. Mengorganisasikan kekuatan yang ada dengan rapi dan satu konando sudah cukup untuk menggetarkan kezaliman, karena Allahlah Pembelanya. Yang utama untuk dijaga adalah keikhlasan dan melepaskan kemaksiatan.
Kekuatan kezaliman dan kebaikan terlihat tidak seimbang. Sebesar apa pun kekuatan kezaliman dalam pandangan Allah adalah lemah tak ada pembelanya. Bukankah Allah sebaik-baiknya pembela? Apakah pembela kebaikan memiliki persepsi yang sama dengan kacamata Allah? Ini akar masalahnya.
Pelaku Kezaliman hanya bisa menggertak dengan mempertontonkan kekuatan mereka, hanya sampai disitu saja. Pelaku Kezaliman hanya bisa berbangga dan pongah dengan seluruh kekuatannya saja. Apa gunanya bila jiwa mereka lemah dan penuh ketakutan?
Pelaku Kezaliman dalam posisi lemah dalam setiap masa dan generasi. Apakah pelaku kebaikan berani melawannya?
0 komentar: