Musibah Terbesar, Kehilangan Rasulullah saw
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Kehilangan sang kekasih bagaimana rasanya? Kehilangan kawan dalam senang dan duka. Kehilangan kawan yang terbiasa memberikan petunjuk dan bimbingan tentu lebih berat dari kehilangan sanak saudara.
Yang paling terpukul atas wafatnya Rasulullah saw adalah Abu Bakar. Abu Bakar yang selalu menemani di setiap posisi genting dan penting. Saat semua orang tak mempercayai Isra Miraj. Saat Hijrah yang penuh resiko dan pengorbanan. Saat para Sahabat "menentang" kebijakan perjanjian Hudaibiyah. Abu Bakar yang selalu membersamai Rasulullah saw.
Abu Bakar paling terpukul, tetapi paling tegar saat kematian Rasulullah saw. Hanya Abu Bakar yang bisa menyadarkan umat Islam bahwa Rasulullah saw telah wafat.
Beberapa hari setelah Rasulullah saw wafat, Abu Bakar menyusuri apa saja yang biasa dilakukan oleh Rasulullah saw. Dia mendatangi wanita yahudi tua buta yang selalu disuapi oleh Rasulullah saw. Itulah cara mengobati kerinduan dan menghormati Rasulullah saw.
Ada rumah yang sering didatangi Rasulullah saw. Yaitu rumah Ummu Aiman. Abu Bakar mengajak Umar bin Khatab untuk mendatangi rumah tersebut. Ketika baru sampai di rumah tersebut, Abu Bakar langsung menangis lalu semuanya menangis. Apa yang ditangisi Ummu Aiman berkata, "Aku menangis karena wahyu sudah terputus dari langit.
Abu Bakar pun melanjutkan program pemerintah yang sudah dimulai oleh Rasulullah saw walaupun para Sahabat kurang menyetujuinya. Yaitu tetap mengangkat Usamah bin Zaid sebagai panglima perang untuk melawan Romawi. Pada hari ke tiga setelah wafatnya Rasulullah saw, Abu Bakar melepas pasukan Usamah bin Zaid.
Suatu hari Abu Bakar bertemu dengan seorang yang sedang bersedih karena ditimpa musibah dengan meninggal keluarganya. Abu Bakar menasihatinya, "Ingatlah ketika kita kehilangan Rasulullah saw, maka musibah ini menjadi kecil dan sepele dan Allah memberi kita pahala yang besar."
Setahun setelah wafatnya Rasulullah saw, Abu Bakar menyampaikan pidato sambil menangis hingga tak bisa berkata. Setelah bisa menguasai dirinya dia berkata, "Rasulullah saw berdiri di antara kami di tempat ini satu tahun lalu,"
Selalu berdua di kehidupan, maka kuburannya pun berdampingan dengan makam Rasulullah saw. Dua manusia mulia. Dua kekasih yang disadingkan oleh Allah baik disaat hidup maupun kematiannya. Itulah Rasulullah saw dan Abu Bakar ra.
0 komentar: