Yahudi Menepati bila Lemah, Berkhianat Saat Kuat (3)
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Rasulullah saw terkepung dari seluruh arah. Seluruh kabilah Arab mengepungnya. Madinah dalam kondisi paceklik. Mereka hanya mengandalkan parit untuk menahan laju gerakan seluruh kabilah Arab ke Madinah. Perang ini dinamakan perang Khandaq atau Ahzab.
Bagaimana dengan Yahudi dan Munafikin? Mereka membangun aliansi strategis dengan kabilah Arab yang mengepung Madinah dari luar. Sedangkan Yahudi dan Munafikin menghancurkan dari dalam. Sangat sempurna agenda penghancurannya, bukan!
*Penghianatan Bani Quraizhah*
Dalam kondisi genting, Huyai bin Akhthab, tokoh Yahudi Bani Nadhir yang terusir lalu menetap di Khaibar, menemui Ka'ab bin Qurazhi pemimpin Yahudi bani Quraizhah. Agar menghianati perjanjian dengan Rasulullah saw.
Huyai berkata, "Wahai Ka'ab, aku datang bersama Quraisy, pemimpin dan pemuka mereka, bersama kabilah Ghathfan pula. Mereka semua berjanji dan bersumpah kepadaku untuk tidak pulang sebelum membinasakan Muhammad dan pengikutnya."
Huyai menambahkan, "Jika orang-orang Quraisy dan Ghatafan mundur, mereka tidak jadi menyerang Muhammad, aku (Yahudi Khaibar) akan bergabung denganmu di dalam bentengmu dan aku siap menanggung akibatnya bersamamu." Ka'ab pun terpengaruh. Yahudi Bani Quraizah membatalkan perjanjian dan bangkit memerangi kaum mukminin.
Di dalam Madinah, Shafiyah binti Abdul Muthalib mengisahkan, "Yahudi melewati tempat kami dan mengelilingi benteng. Padahal tak ada yang menjaga kami. Rasulullah saw dan mukminin sedang berhadapan dengan musuh. Tidak mungkin mereka mundur ke tempat kami dan meninggalkan pos mereka jika ada yang menyerang kami."
Berita penghianatan Yahudi Bani Quraizah sampai juga ke telinga Rasulullah saw. Rasulullah saw segera mengutus para Sahabatnya ke Yahudi bani Quraizah untuk memeriksa kebenarannya. Saat tiba mereka justru mencemooh Rasulullah saw, "Siapa itu Rasul Allah? Tidak ada perjanjian antara kami dan Muhammad dan juga tidak ada ikatan apa-apa."
0 komentar: