Yahudi Menepati bila Lemah, Berkhianat Saat Kuat (2)
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Yahudi memang tidak pernah memikirkan kemaslahatan negri tempat tinggalnya. Juga, memikirkan kemaslahatan manusia dengan ketulusan dan hati yang bersih. Fokusnya lebih mementingkan kepentingan sukunya sendiri sebagai bangsa Yahudi.
Pakar Sirah Nabawiyah, Syeikh Al-Mubarakfuri mengatakan, "Yahudi bukan termasuk bangsa yang bisa berperang dan mengangkat senjata. Mereka adalah bangsa yang suka berkhianat dan bersekongkol. Mereka melakukan berbagai cara untuk menganggu mukminin tanpa harus berperang dengan mereka." Maka wajar saja bila penghianatan adalah budaya bangsanya untuk memenangkan pertempuran.
*Penghianatan Bani Nadhir*
Kondisi sekembalinya Rasulullah saw dari perang Uhud yang cukup berdarah-darah walaupun tidak kalah. Membuaat Yahudi semakin berani dan lancang menampakan permusuhan dan penghianatannya. Mereka tetap aktif menjalin kerjasama dengan musyrikin Mekah dan Munafikin. Segala upaya penghianatan yang menguntungkannya terus dilakukan.
Yahudi Bani Nadir berpura-pura baik dihadapan Rasulullah saw. Saat Rasulullah saw bertamu ke salah satu rumah Yahudi Bani Nadir untuk membahas komitmen dukungan akan perjanjian. Mereka berkata, "Kami akan membantu, wahai Abdul Qasim. Sekarang duduklah di situ, biar kami menyiapkan kebutuhanmu."
Saat Rasulullah saw sedang duduk. Di balik tembok, Yahudi Bani Nadir merancang rencana membunuh Rasulullah saw. Mereka berkata, "Siapakah di antara kalian yang berani mengambil batu penggilingan, lalu naik ke atas rumah dan menjatuhkannya ke kepala Muhammad hingga remuk?" Amr bin Jahsy mengajukan dirinya sebagai eksekutor pembunuhan. Apa yang terjadi?
Jibril turun dari sisi Allah kepada Rasulullah saw memberitahukan rencana mereka. Seketika Itu pula beliau bangkit dari duduknya dan pulang ke Madinah, tanpa memberitahukan kepada siapapun.
Kemudian Rasulullah saw mengutus Muhammad bin Maslamah untuk menemui Bani Nadir dan mengatakan kepada mereka, "Tinggalkanlah Madinah dan jangan hidup bertetangga denganku. Ku beri tempo sepuluh hari. Siapa yang masih kurang temui setelah itu, maka akan dipenggal lehernya."
0 komentar: