Upaya Reinterpretasi Sejarah Islam di Nusantara
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Pelopor penulisan sejarah Islam di Nusantara. Fokusnya membongkar peran Islam di Nusantara. Merekalah Buya Hamka, Abdullah bin Nuh dan Prof Dr Ahmad Mansur Suryanegara.
Buya Hamka terinspirasi dari ceramahnya KH Fakhruddin yang selalu memaparkan Tarikh Islam saat pertemuan di kantor Muhammadiyah.
KH Abdullah bin Nuh ulama besar Jawa Barat dari Bogor, anggota BPUPPKI, politisi Masyumi, komandan perang, dosen di Universitas Indonesia juga pimpinan pondok pesantren. Dia pelaku sejarah.
Prof Dr Ahmad Mansur Suryanegara, Guru Besar Unpad, terinspirasi menulis sejarah Islam dengan gaya penulisan KH Abdullah bin Nuh untuk menghormatinya.
Buya Hamka menulis Sejarah Umat Islam. KH Abdullah bin Nuh menulis sejarah Islam di Jawab Barat hingga masa keemasan kesultanan Banten. Pro Dr Ahmad Mansur Suryanegara menulis Api Sejarah.
"Saya melihat apa yang tidak dilihat oleh mereka. Tulislah sejarah dengan cinta" Itulah gaya Buya Hamka menulis sejarah.
KH Abdullah bin Nuh memiliki kemampuan dan perhatian terhadap penafsiran dan penulisan ulang terhadap sejarah Islam Nusantara.
Kemampuan ini bisa jadi ilham saat dia bermimpi bertemu Rasulullah saw. Dalam mimpinya, Rasulullah saw menceritakan sejarah Islam kepadanya.
Fokus sang Kiyai pada peran kepemimpinan dan jawaban Ulama terhadap tantangan zaman. Dari berwirausaha, Masjid, Pesantren hingga membangun kekuasaan.
Ahmad Mansur Suryanegara mengikuti jejak sang Kiyai dengan fokus menjelaskan mahakarya perjuangan ulama dan santri dalam menegakkan NKRI. Juga penulisan sejarah Islam modern yang terus diperbaharui hingga sekarang.
Ulama tidak saja melahirkan mayoritas pemeluk Islam di Nusantara tetapi juga membangkitkan kesadaran politik dengan membangun 40 kesultanan Islam.
0 komentar: