Ummu Umarah, Perisai Rasulullah saw di Uhud
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Ummu Umarah berangkat dalam pasukan Uhud. Dia ikut bersama Rasulullah saw. Tugasnya mengambil air dan mengobati pasukan bila ada yang terluka. Saat perang terus berkecamuk. Pasukan mukminin terpukul. Saat sedang membawa air dari salah satu sumur, dia melihat Rasulullah saw terkepung oleh pasukan musyrikin Quraisy.
Rasulullah saw dikepung dari seluruh penjuru. Diserang dengan panah, tombak dan berbagai peralatan lainnya. Diserang oleh pasukan infantri maupun kavaleri. Dalam kepungan tersebut Rasulullah saw terdesak hingga jatuh ke lubang jebakan yang dibuat oleh Abu Amir musyrikin Quraisy. Banyak luka yang diderita Rasulullah saw.
Ummu Umarah menyaksikan kejadian tersebut. Ditinggalkannya ember-ember yang penuh dengan air. Masuklah dia ke laga pertempuran untuk melindungi Rasulullah saw. Dia terus menerobos dan menebas pasukan musyrikin Quraisy dengan pedangnya. Dia menuju ke tempat Rasulullah saw yang tengah dikepung.
Tibalah dia di sisi Rasulullah saw. Ummu Umarah berkata kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah saw, doakan agar aku bisa bersamamu di Surga nanti." Rasulullah saw pun berdoa, "Ya Allah, jadikan mereka bersamaku di Surga." Puaslah hati Ummu Umarah mendengar doa tersebut. Dia pun terus menghalau panah, tombak dan sabetan pedang yang akan mengenai Rasulullah saw. Tubuhnya menjadi perisai Rasulullah saw.
Panah dan pedang yang berhamburan ke Rasulullah saw ditangkisnya dengan pedangnya. Bila tak bisa ditangkis dengan pedangnya, dia menangkis dengan tubuhnya sendirinya. Tubuhnya penuh dengan sabetan pedang dan tusuk panah dan tombak. Semua luka tak terasa sakit. Saat melihat Rasulullah saw masih selamat. Tubuhnya pun roboh. Ruhnya diangkat oleh malaikat suci ke langit sambil menanti berkumpul kembali dengan Rasulullah saw.
Tak ada kesedihan dan kesakitan. Tak ada penderitaan dan keluhan. Tak ada guncangan, shock dan stress. Padahal ummu Umarah berhadapan dengan kematian dan penderitaan fisik. Mengapa bisa terjadi? Fokusnya tidak lagi soal diri, kesenangan, kenyamanan dan kebahagiaan diri. Fokusnya tak lagi soal dunia, kekayaan, jabatan dan popularitas. Bila fokusnya dunia, digigit semut pun sangat menderita.
Bila fokusnya masih apa yang ada di dunia ini. Maka rasa sedih dan takut masih terus menghantui. Syetan terus menyuntikkan ketakutan dan kesedihan. Syetan terus menebarkan racun kegelisahan. Takut dan gelisah, sebuah ukuran bahwa orientasi masih soal dunia dan ego diri. Bila hidup untuk meraih ridha Allah dan mengikuti sunah Rasulullah saw, maka tak ada yang ditakutkan lagi.
0 komentar: