Turki Utsmani Berperang dengan Rusia Demi Menjaga Gereja Patrick Konstantinopel
Negara Islam mewajibkan dan memerintahkan kepada warga negaranya yang beragama Kristen untuk benar-benar menjalankan agamanya sesuai sabda Nabi Isa a.s, "Jikalau engkau mengasihiku, turutilah segala hukumnya." (Matius 14:15).
Peran negara Islam seperti berdasarkan firman Allah, "Dan, hendaklah pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. (Al-Maidah: 47)
Perhatikan di Mesir, pusat gereja Koptik Ortodok bukan di Adis Abeba, melainkan di Iskandariah karena mulai awal Islam masuk ke Mesir pada 641 M dan dibawa oleh Amr bin Ash sampai sekarang masih tetap di sana, padahal gereja Koptik didirikan oleh Santo Markus pada abad pertama Masehi.
Sebab, Islam mewajibkan penguasa Islam menjamin keselamatan mereka beragama dan memerintahkan mereka mentaati agamanya.
Gereja Patrick Istanbul yang berdiri nomor dua sesudah Roma masih tetap di Istanbul sampai kini. Setelah Al Fatih menaklukkan Konstantinopel, beliau langsung menetapkan Patrick Ganadius memimpin umat Kristen di sana dan kedudukan patrick dalam kekhalifahan Turki Utsmani sama dengan Menteri.
Ketika Paus Paulus VI melawat ke Turki (1967), pemerintah Turki menyambutnya seperti kepala negara dari negara gereja. Kemudian harian Kompas di Jakarta mengomentarinya bahwa itu satu bukti toleransi dari negara Turki Modern yang sekuler. Itu satu komentar propaganda murahan.
Padahal itu bukan pengaruh sekuler tetapi karena syariat Islam masih terpendam dalam lubuk hati orang Turki yang diakui sendiri oleh para penyelidik Barat tentang besarnya pengaruh Islam di hati orang Turki.
Padahal pada sisi lain, nasionalisme sekulerisme Turki lebih keras menjaga jangan sampai zending dan misi Kristen leluasa masuk ke negri mereka. Akibatnya, para misionaris harus menyamar ke Turki, baru setelah di perbatasan Turki Yunani mereka kembali berpakaian pendeta mereka.
Keberadaan Gereja Patricia Istanbul bukan karena negara sekuler, tetapi karena orang Turki masih memegang syariat Islam.
Ingatlah pada 1839, pemerintahan Tsar Rusia mengultimatum khalifah Turki Utsmani untuk menyerahkan pimpinan Gereja Patricia Istanbul ke Rusia, namun tak diserahkan oleh Khalifah. Maka terjadilah perang antara Turki Utsmani dan Rusia.
Seandainya Turki Utsmani dikalahkan Rusia waktu itu, tentu sudah habis Gereja Patrick Konstantinopel yang merupakan pusaka Kaisar Yustianius itu, sebagaimana telah hancurnya gereja Ortodoks di Rusia sejak Tsar hancur dan Lenin naik.
(Studi Islam karya Buya Hamka, GIP 2020, hal 275-278)
0 komentar: