Tujuan Kekayaan Sahabat
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Persia dan Romawi sebuah negara adi daya. Mesir pun sebuah negara dengan peradaban yang sangat besar. Kekuatan seperti apa yang bisa menghadapinya? Seberapa sumberdaya yang dibutuhkan untuk menghadapinya? Apakah modal kaum muslimin hanya semangat jihad saja? Tanpa persiapan logistik dan militer?
Perhatikan orientasi kekayaan Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Abdurahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awam dan konglomerat lainnya di kalangan Sahabat Rasulullah saw. Apakah sekedar bermewahan? Fasilitas high class? Berbangga dan merendahkan manusia?
Kekayaan luar biasa para Sahabat Rasulullah saw hingga dapat menopang jihad melawan Persia dan Romawi. Bisa meruntuhkan kekuatan para penguasa dunia. Mereka mampu meraih itu semua dalam waktu yang singkat, hanya puluhan tahun. Apa rahasianya? Tujuan besar dan bimbingan syariat-Nya.
Tujuan kekayaannya bukan sesuap nasi. Asal hidup bisa terfokus pada ibadah ritual, tetapi membangun peradaban dunia dan manusia. Kekayaan yang bisa menopang gerakan dakwah ke setiap pelosok dan rumah yang ada di jagat raya. Kekayaan yang membuat tak ada seorang pun di jagat raya ini didera kefakiran dan kemiskinan. Kekayaan yang seluruh sumber daya alam digali dan dikelola.
Meraih kekayaan. Mengkapitalisasi kekayaan dengan bimbingan syariat-Nya, apakah itu bukan beribadah? Bukan ketundukan kepada Allah? Bukan mencapai taraf "Hakikat"? Bukan mencapai tingkat "Marifat"? Bila gerakan ritual ibadah dianggap ibadah, mengapa menghimpun kekayaan dengan mengikuti rukun, wajib, sunah dan menghindari yang haram, tidak disebutkan sebagai ibadah dan jihad?
Allah menurunkan hukum Muamalah, mengapa tidak dimanfaatkan untuk mengkapitalisasi kekayaan? Allah menurunkan hukum infak, sedekah dan zakat, mengapa justru melarikan diri dari kekayaan? Allah menurunkan hukum tersebut agar pergelutan dan pergumulan manusia dengan kekayaan tidak merusak fitrah manusia. Itu tema besarnya.
Imam Al-Ghazali menggunakan infak, sedekah dan zakat sebagai sarana pensucian jiwa. Sebagai sarana penempaan dan mendidik jiwa. Lalu, mengapa justru melarikan diri dari kekayaan? Dengan Kekayaan kita bisa menggeluti jalan syariat, meraih derajat hakikat dan makrifat dalam bertasawuf karena jalan bergumulannya mengikuti bimbingan Allah.
0 komentar: