Terbaliknya Keadaan Yahudi dan Muslimin Saat Ini?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Bani Israel menunggu mukjizat, barulah bergerak dan mendukung Nabi Musa. Melawan Firaun setelah Nabi Musa mengalahkan sihir pendukung Firaun dengan tongkatnya. Lalu ragu-ragu kembali hadapan lautan saat dikejar oleh pasukan Firaun. Mau melakukan perjalanan ke Palestina setelah dinaungi awan, diberikan fasilitas dari Surga dan air yang memancar dari batu.
Bani Israel tak percaya diri bahwa mereka mampu mengalahkan bangsa Kanan yang menempati bumi Palestina. Bani Israel meminta Nabi Musa dan Harun untuk memasuki Palestina, lalu berperang bersama Tuhannya. Bila menang, barulah mereka memasukinya. Mengandalkan kekuatan Nabinya, namun tak mengimani bahwa hasil didikan Nabinya bisa melampaui seluruh kekuatan yang ada.
Bani Israel menyaksikan dan merasakan kemu'jizatan terrealisasi terlebih dulu, baru terdorong bergerak. Mengandalkan kemujizatan fisik bukan kemu'jizatan yang terpendam pada keimanan diri, syariat dan arahan Nabi Musa. Padahal kemujizatan fisik akan lenyap seiring kepergian Nabinya. Itulah penyebab Bani Israel selalu menunggu Nabi terbaru sebagai pondasi kemenangan dan kejayaan.
Hingga era Nabi Muhammad, mereka berbondong-bondong ke Madinah menunggu Nabi terakhir. Menggembar gemborkan kemenangan dan kejayaan bersama Nabi terakhir. Andaikan Nabi terakhir berasal dari Bani Israel maka usia kelanggengan Islam akan sementara. Karena mukjizat Nabi Muhammad hanyalah kitab bukan kemu'jizatan fisik yang seketika menjadi kenyataan.
Bagaimana dengan kaum Muslimin? Saat dalam penyiksaan dan kehinaan di Mekah, kaum muslimin meyakini janji Nabinya bahwa mereka kelak menjadi pemimpin dunia. Meyakini bahwa mahkota raja Kisra akan menjadi hiasan di kepalanya. Meyakini semua janji Allah walaupun belum belum terrealisasi saat itu.
Saat di Madinah. Saat terkepung oleh seluruh kabilah dari bangsa Arab, Yahudi dan Munafikin, kaum muslimin meyakini janji Rasulullah saw bahwa mereka akan menguasai Konstantinopel dan Roma. Dengan penuh keyakinan, ditanyakan kota mana yang akan ditaklukkan terlebih dahulu. Rentetan kemenangan inilah yang menjadi sekala prioritas seluruh dari zaman ke zaman.
Mengapa sekarang terbalik? Orang Yahudi yakin bahwa Palestina tanah yang dijanjikannya. Meyakini bahwa mereka pemimpin dunia. Sedangkan kaum muslimin tak meyakini kemukijzatan yang masih terpendam pada keimanan, kitab suci dan sabda Nabinya. Terpesona dengan capaian bangsa lain dengan meninggalkan mata air kemukijzatan yang terpendam pada ajarannya sendiri.
0 komentar: