Tahapan Gerakan Dakwah Walisanga di Nusantara
Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Sunan Giri seorang Saudagar. Dia diajari berdagang sejak kecil oleh orang tua angkatnya. Jejak Sunan Giri bisa ditemukan di Kalimantan dan Indonesia Timur karena sering berniaga.
Sunan Giri mendirikan pesantren untuk menyiapkan dai yang mendidik masyarakat. Semua Sunan memilik pesantren. Semua Sunan memiliki generasi penerus. Disinilah cikal bakal generasi pemimpin Islam dilahirkan. Disinilah konsep pendidikan barat tidak bisa meracuni pemikiran dan jiwa untuk melawan penjajah.
Sunan Gresik ahli irigasi, mengolah sawah dan membentuk sawah baru. Dia pun berdagang kebutuhan pokok untuk menuntaskan kemiskinan akibat perang Paregreg yang terjadi diantara keluarga Majapahit. Dekat dengan penguasa Majapahit untuk didakwahi. Hasilnya adalah Raden Fattah putra pangeran Brawijaya V yang kemudian menjadi raja Demak.
Sunan Kalijaga dikenal dengan dakwah kulturalnya. Menciptakan banyak lirik, mengislamisasikan beragam budaya dan istiadat. Berdakwah keliling dari satu daerah ke daerah lain. Jiwanya penuh pengembaraan.
Sunan Muria ahli dalam teknologi. Khusus teknologi pertanian. Membuat cangkul dan wuluku. Banyak ide-ide teknologinya agar hasil tanam masyarakat Jawa menjadi lebih baik.
Sunan Kudus ahli dalam bidang hukum peradilan, ketatanegaraan, militer dan pertahanan. Juga persenjataan. Masih banyak keahlian para Walisongo yang belum dibahas dalam kesempatan ini. Inilah karakter dai yang dicontohkan Walisongo. Untuk apa ?
Setiap Walisongo memiliki daerah dakwah masing-masing. Di Jawa Barat ada Sunan Gunung Jati, Maulana Hasanuddin dan Aliyuddin. Di Jawa Tengah ada Sunan Kalijaga, Syekh Magribi dan Sunah Kudus. Di Jawa Timur ada Sunan Ampel, Sunan Giri dan Gresik. Setiap periode tertentu mereka berkumpul di tempat Sunan Giri atau Demak. Membahas pertumbuhan dakwah dan problematikanya. Ini dakwah yang terorganisir bukan asal-asalan. Setiap periode tertentu dipilih ketua yang baru.
Untuk apa ? Puncaknya semua kekuatan dimobilisasi dan dikonsolidasi untuk membentuk kekuatan politik baru yang kuat dan berwibawa. Yaitu kerajaan Demak.
Jadi Dakwah Ekonomi. Dakwah Teknologi. Dakwah kultural. Dakwah pendidikan. Dakwah sosial dan budaya yang dibangun oleh Walisongo untuk membangun dakwah politik agar kekuasaan digenggam oleh mereka yang amanah dan menciptakan Rahmat bagi Semesta.
Menurut Imam Ibnu Khaldun dalam kitabnya Mukadimah. Membangun pemerintah harus dibangun oleh dua hal. Yaitu, fanatisme dan kekuatan. Ini yang dibangun oleh Walisongo. Ke dua hal membuat orang bisa berpartisipasi dan mendukung sebuah kekuasaan politik.
Jadi sangat aneh bila hari ini ada yang berkata jangan bawa politik ke dakwah dan ke masjid. Karena politik adalah saran dakwah dan menegakkan peran khalifah di muka bumi yang diamanahkan Allah kepada hamba-Nya. Mari mempelajari kiprah para Walisongo yang diridhai Allah. Agar tahu bagaimana umat ini bersikap dan berbuat.
Yang mempercepat perubahan dakwah ekonomi menjadi politik karena hancurnya jaringan perdagangan Malaka. Pengaruh ini membuat pusat-pusat perdagangan di Nusantara menjadi kekuatan politik.
Referensi:
1. Walisongo, Rahmat Abdullah, Al Wafi Publishing, Juni 2015
2. Hasan bin Ali, Dr Ali Muhammad Ash Shalabi, Penerbit Ummul Qura, 2017
3. Ulama dan Kekuasaan, Prof Jajat Burhanuddin, Mizan 2012
0 komentar: