Riset Seni Bercengkrama Bersama Alam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Yang disukai dari liburan adalah riset produk. Riset seperti memasuki ruang gelap hanya mengandalkan imajinasi dan pemahaman berbagai karakter bahan. Bila bisnis mudah dicontek dan teknologi yang dibutuhkannya sederhana, maka dibutuhkan pengembangan produk yang kontinyu. Berhenti riset berarti dicontek. Jadi harus paham karakter bisnis yang digeluti.
Jangan berhenti melakukan riset. Hukum riset adalah bersungguh-sungguhlah maka Allah akan membuka jalan-jalan-Nya. Dari riset ditemukan karakter dan hukum baru. Banyak penemuan sebuah karya dari ketidaksengajaan. Seperti penemuan sinar-X, yang tak sengaja menemukan sinar yang bisa menembus benda padat. Seperti hukum grativitasi bumi, dipahami setelah melihat jatuhnya apel.
Riset merupakan seni berinteraksi dan bercengkrama dengan alam yang tidak bisa berbicara. Alam memiliki sifat, kebiasaan dan budaya tertentu. Kebiasaan ini dapat terbaca dari hukum aksi-reaksi, sebab-akibat dan responnya. Bila reaksi, respon dan akibatnya konstant terhadap sesuatu maka itulah sifat yang dimiliki oleh obyek yang diteliti. Al-Qur'an berbicara bahwa burung pun memiliki karakter seperti manusia. Persoalannya, bagaimana memahaminya?
Riset sebuah upaya tafakur dan tadabur. Membongkar keajaiban makhluk Allah yang tersebar di jagat raya. Riset merupakan silaturahim manusia terhadap alam semesta. Dari silaturahim inilah manusia menjadi lebih bersahabat dan menciptakan sinergi dalam membangun alam semesta. Membangun Alam semesta bukan sekedar sinergi manusia dengan manusia, tetapi manusia dengan seluruh makhluk Allah yang ada.
Seorang ustadz ada yang mengirimkan Al-Fatihah bagi alam semesta. Ada yang mengirimkan Al-Fatihah bagi petir dan hujan. Menurut sang ustadz, ini bentuk silaturahmi kepada alam semesta. Dengan bersilaturahmi maka makhluk-Nya akan memperkenalkan diri, lalu tunduk dan membongkar rahasia dirinya. Mungkinkah ini rahasia penyebab ilmu pengetahuan dan teknologi meningkatkan pesat di tangan umat Islam? Dibandingkan di era Yunani, Romawi dan Persia?
Menurut BJ Habibie, ilmu dan teknologi berkembang juga di era Yunani, Romawi dan Persia, Namun kecepatannya tidak seperti di era Islam. Apa rahasia? Keterpaduan ketundukan jiwa muslimin dengan alam semesta kepada Allah. Keterpaduan ibadah muslimin dan alam kepada Allah. Kasih sayang muslimin dengan alam yang membuat jagat raya pun membuka komunikasi dan memperkenalkan sifatnya.
Keberhasilan riset. Penemuan ilmu dan teknologi bukan soal kejeniusan akal, kehebatan methodelogi dan peralatan riset, tetapi juga bagaimana respon objek yang diriset? Apakah mereka mau membuka, memperkenalkan dirinya dan membuka komunikasi dengan manusia? Alam semesta bukan benda mati, tetapi jasad yang memiliki jiwa juga. Maka bersiaplah dengan jiwa bukan sekedar laboratorium yang super canggih saja.
0 komentar: