Rayap Perobek Kekuatan Yahudi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Rakyat Palestina terus diblokade di negrinya sendiri. Tidak ada akses ke luar kecuali harus melalui pintu pengaman dengan penjagaan dan pemeriksaan yang ketat dari aparat keamanan Yahudi Israel. Seluruh wilayah yang terkoneksi dengan negara tetangga sudah dijadikan pemukiman Yahudi, kecuali Gaza. Rakyat Palestina terjepit di tengah-tengah dalam kepungan total pemukiman Yahudi.
Tidak ada akses keluar, itu pun dirasakan oleh Rasulullah saw saat diblokade selama 3 tahun oleh kafir Quraisy. Hidup dalam kelaparan, kesulitan air, tidak bisa berinteraksi dengan dunia luar baik secara ekonomi maupun komunikasi. Dikisahkan, para Sahabat memakan daun-daun dan kulit binatang yang kering.
Dalam blokade ini masih terlihat bantuan dari sejumlah tokoh Quraisy dengan alasan kemanusiaan dan hubungan darah. Ada juga transaksi gelap beberapa pihak yang menginginkan keuntungan yang banyak bila dijual ke wilayah yang diblokade. Jadi seketat apa pun Yahudi Israel memblokade tetap tak bisa menghalangi berbagai bantuan dari dunia internasional.
Blokade di era Rasulullah saw berakhir dengan dimakan rayapnya lembaran kertas perjanjian tersebut. Lembaran kertas perjanjian di pintu Kabah dimakan, binatang kecil, yaitu rayap tanpa diketahui oleh siapapun. Seekor rayap telah menghancurkan blokade yang berjalan 3 tahun lamanya. Betapa mudahnya. Betapa tak terduganya, Allah menolong hamba-Nya.
Siapakah "rayap" yang akan menolong rakyat Palestina saat ini? Berbentuk apakah? Bukan pihak paling kuat yang menolong blokade rakyat Palestina. Bukan penguasa dan negara adi daya. Bukan lembaga internasional. Tetapi pihak-pihak terlemah yang tak pernah diperhitungkan oleh Yahudi Israel.
Facebook sudah meminta maaf atas "kesalahan" Algoritmanya. Hampir seluruh kota di dunia berdemonstrasi menentang penjajahan Yahudi Israel. Cap bahwa Yahudi Israel adalah penjajah sudah bersuara keras. Yahudi Israel membangun negara apartheid mulai terdengar. Rakyat Amerika mulai bersuara menolak bantuan militer ke Yahudi Israel.
Pembela rakyat Palestina sudah melintasi ideologi, suku bangsa dan profesi. Dunia olahraga telah menjadi ajang dukungan rakyat Palestina. Para artis mulai mendukung dengan logika sederhana, "Bagaimana bila rumah kita sendiri yang diambil Yahudi Israel?" Slogan anti semit sudah tak laku dijual. Kekuatan Yahudi hanya tinggal pada "senjatanya" saja.
0 komentar: