Rambu Berinteraksi Dengan Sejarah Islam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Melihat sejarah umat Islam. Bagaimana perspektifnya? Rasulullah saw bersabda, " Sebaik-baiknya zaman adalah zamanku, setelah itu zaman akan semakin buruk." Berarti perjalanan sejarah pendahulu kita lebih baik dari apa yang kita lakukan hari ini. Karena zaman ini lebih buruk dari sebelumnya. Atau, zaman sebelumnya lebih baik zaman ini. Jadi membaca sejarah harus dari kacamata bahwa para pendahulu kita sudah melakukan yang lebih baik dari apa yang kita lakukan hari ini. Inilah cara menghargai kiprah tokoh umat Islam.
Rasulullah saw bersabda, "Jangan mencela Sahabatku, seandainya ada yang bersedekah emas sebesar gunung Uhud, dibandingkan dengan sedekah satu Sha para Sahabat, maka nilai satu sha para Sahabat lebih baik dari sedekah satu emas gunung Uhud." Perbedaan waktu, perbedaan medan juang, perbedaan kualitas ruh, jiwa dan ilmu yang membedakan kualitas amal. Jadi hargailah seluruh kiprah pelaku sejarah Islam bahwa amal shaleh mereka lebih baik dari kita lakukan hari ini.
Sejarah adalah cermin. Sejarah sarana untuk intropeksi. Sejarah adalah mata air kecerdasan. Maka Rasulullah saw bersabda, "Ambillah Sunahku dan Sunah Khalifatur Rasyidin." Inilah sejarah yang menjadi parameter kebenaran dan kebersihan. Dari parameter inilah kita mengisi dan berkiprah dalam kehidupan. Ambillah satu Sahabat sebagai bintang petunjuk, maka kita akan selamat.
Fase historis umat Islam yaitu Masa Kenabian, Masa Khalifatur Rasyidin, Masa Kerajaan Menggigit, Masa Kerajaan diktator dan Masa Khilafah di atas manhaj nubuwah kembali. Menurut Ibnu Khaldun, setelah era khalifatur Rasyidin terjadi percampuran antara era kerajaan dan kekhalifahan. Pengelolaan sebagai kerajaan namun tujuan dari kekhalifahan tetap dijaga dan dipelihara. Kemudian kerajaan akan menyapihkan dirinya dari kekhalifahan. Kekhalifahan Turki Utsmani sudah lewat maka saat ini adalah era kerajaan murni yang dibangun atas dasar kekuatan dan fanatisme dengan menanggalkan peran kekhalifahan. Bagaimana memandang zaman ini?
Apa pun periodisasi sejarah umat Islam, Allah tetap selalu membimbing dalam menghadapi tantangan zaman. Rasulullah saw bersabda, "Dan perkara umat ini akan senantiasa lurus sampai kiamat tiba, atau sampai datangnya keputusan Allah." Kemurnian Islam akan terus terjaga. Bagaimana umat Islam menghadapi zaman dengan berijtihad tetap terjaga. Walaupun kedekatan dan keteguhan umat terhadap Islam naik turun di setiap zamannya. Karena di setiap 100 tahun akan muncul para pembaharu. Padahal kejayaan umat Islam bergantung dari 3 faktor. Yaitu, menjaga kemurnian, berijtihad dalam menghadapi zaman dan keteguhan umat terhadap nilai Islam. Faktor kedua sedang redup. Faktor ketiga sudah hilang. Inilah kemundurannya.
Umat Islam akan satu kata dalam kebenaran. Maka dalam ilmu Fiqh Ijma Sahabat dan ulama menjadikan landasan kuat dalam memutuskan sesuatu. Mengapa saat ini umat Islam terlihat berselisih? Karena belum ada yang menghadirkan kebenaran Islam secara kemprehensif dalam kepahaman dan realitas pergerakan dan kehidupan. Dalam sejarah, ketika muncul ulama dan pemimpin yang menjalankan Islam secara komprehensif, maka umat Islam berpadu dibawah komandonya.
Jangan mencela waktu. Jangan mencela zaman. Karena Allah yang menciptakan waktu dan zaman. Jangan mencela orang yang berkiprah dan yang tercatat dalam sejarah. Karena mereka sudah mempertanggungjawabkannya semua kiprahnya dihadapan Allah. Kita sendiri pun sedang bersiap menghadapi pertanggungjawaban tersebut.
Ungkapkan semua kiprah dan kejadian. Ungkapkan hikmah dari kebaikan dan keburukan dalam sejarah. Jadikan sebagai panduan hidup. Itulah cara mendapatkan api sejarah.
0 komentar: