Proses Melahirkan Karya Besar dari Nabi Nuh
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Ketika umat Nabi Nuh terus membangkang dan memperolok-olok. Terus menghalangi jalan kebenaran, mengintimidasi, mendustakan dan membuat sedih. Nabi Nuh tetap bersabar. Hingga Allah menentukan waktu untuk menjatuhkan hukuman kepada yang kafir.
Saat kezaliman dan kerusakan terus memuncak tanpa batas. Nabi Nuh berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku." Doa ini terus dipanjatkan hingga akhirnya Allah menurunkan perintah cara selamat dari kezaliman mereka.
Allah memerintahkan Nabi Nuh membuat piranti keselamatan berupa kapal yang mampu mengarungi banjir besar dan yang airnya akan menenggelamkan puncak-puncak pegunungan.
Nabi Nuh merupakan tukang kayu, akan tetapi belum pernah membuat kapal. Kapal yang memuat sejumlah orang, binatang ternak, kebutuhan logistik, tidak rentan diterjang badai dan hujan lebat. Bagaimana melakukan lompatan kemampuan dari tukang kayu menjadi pakar perkapalan dalam waktu singkat?
Spesifikasi kemampuan yang dimiliki harus memiliki pengetahuan, pengalaman teknik, ilmu bangunan, perincian dan perakitan. Butuh pengarahan dan koreksi agar tidak terjadi kesalahan dan cacat yang berpotensi menenggelamkan kapal.
Saat itu kapal merupakan karya inovatif yang belum pernah dilakukan oleh manusia sebelumnya. Bagaimana caranya?
Sejak perencanaan, persiapan, teknik pembuatan kapal, penentuan materi yang digunakan, cara mengerjakannya, dan pengawasannya dibimbing oleh wahyu Allah.
Setelah mencemooh dakwahnya, sekarang mencemooh proses pembuatan kapal. Hiruk-pikuk pencemoohan memasuki babak baru. Semua orang mencemooh saat melewati tempat pembuatan kapal tersebut. Apalagi proses pembuatannya berada di tempat antara Syam dan Irak yang tidak ada lautan. Nabi Nuh tetap teguh melanjutkan proyek tersebut.
Setelah kapal selesai, Allah pun terus menjaga kapal tersebut dari pengrusakan orang-orang kafir. Saat mereka melemparkan kotoran ke kapal, bagaimana cara membersihkannya? Allah menurunkan penyakit yang obatnya hanya dari kotoran di Kapal tersebut.
Ini sebuah pelajaran, bahwa karya besar lahir karena terjun langsung menghadapi tantangan. Kendalanya, bagaimana menjembatani kesenjangan kompetensi yang ada dengan kompetensi super canggih yang dibutuhkan? Belajarlah dari Nabi Nuh.
0 komentar: