Perang Palsu Arab-Israel 1948 di Palestina (3)
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Bila Ilan Pappe sejarawan Yahudi mengatakan bahwa perang Arab-Israel 1948 merupakan perang palsu. Seorang ulama Arab yang menjadi relawan di perang tersebut, Musthafa As-Siba'i Guru Besar Fakultas Syariah di Universitas Syariah Suriah, menceritakan pengalaman pribadinya. Dia pun gencar menginformasikan kepalsuan peperangan tersebut.
Musthafa As-Siba'i menceritakan keanehan perang tersebut. Petinggi militer negara Arab tunduk di bawah komando jendral Inggris John Glubb Pasha. Dia membongkar persenjataan yang usang dan rusak yang diberikan ke tentara Mesir. Petinggi militer Irak pun memberikan instruksi kepada prajuritnya untuk tidak menyerang Yahudi.
Musthafa As-Siba'i menceritakan, "Ketika berada di medan pertempuran Al-Quds, kami merasakan adanya manuver-manuver di tingkat internasional dan tingkat pemerintah resmi Arab. Kami terhimpun dalam batalion relawan. Kami memusyawarahkan yang perlu ditempuh setelah instruksi pengunduran diri dari Al-Quds. Kami sepakat untuk tidak menentangnya, namun terus mempelajari untuk kembali secara sembunyi."
Bukti lain bahwa pemerintah Arab tak serius berperang dengan Israel adalah pelarangan para relawan untuk memasuki Palestina. Pemerintah Mesir menutup perbatasan antara Mesir dan Palestina. Akhirnya para relawan berhasil mengecoh pemerintah Mesir melalui Sinai. Pengerahan relawan pun baru disetujui dua hari sebelum Mandat Inggris di Palestina berakhir untuk diserahkan ke Yahudi.
Menurut penuturan sejumlah tokoh yang terlibat dalam perang tersebut. Perang "nyata" Arab-Israel justru yang dilakukan oleh para relawan. Sedangkan pasukan resmi pemerintahan Arab saat itu masih berada di bawah cengkrama penjajah Inggris dan Perancis. Oleh karena itu sekenario peperangan tersebut sebenarnya berada di tangan Inggris.
Sebelumnya Mufti Palestina, Muhammad Amin Al-Husaini, berpendapat bahwa pasukan pemerintahan Arab tidak perlu memasuki Palestina. Perlawanan dilakukan oleh rakyat Palestina sendiri, sedangkan persenjataan dan perbekalan di suplai oleh pemerintah Arab.
Menurut Musthafa As-Siba'i kekalahan Arab atas Israel memang disekenariokan. Sedangkan perjanjian damai di Palestina agar Yahudi semakin dominan menguasai bangsa Arab. Semakin leluasa mendapatkan persenjataan dari Eropa dan Amerika untuk memperkuat dominasi Yahudi di Palestina sehingga semakin mudah merampas tanah dan mengusir penduduk Palestina.
0 komentar: