Perang Palsu Arab-Israel 1948 di Palestina (1)
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
( Channel Youtube Dengerin Hati)
Sejarawan Israel dalam bukunya The Ethnic Cleansing of Palestina menyebutkan bahwa perang Arab-Israel merupakan peperangan palsu. Liga Arab memutuskan untuk membantu Palestina dengan mengirimkan senjata dan relawannya, tetapi negara-negara Arab tidak semuanya memenuhi permintaan tersebut.
Saudi Arabia dan Mesir hanya menjanjikan bantuan finansial skala kecil. Lebanon menjanjikan senjata dalam jumlah terbatas. Hanya Syria yang berkeinginan mengikutsertakan persiapan militer yang tepat, juga membujuk tetangga Irak untuk melatih dan mengirim relawan ke Palestina.
Sebenarnya negara Arab tidak kekurangan relawan. Banyak orang disekitar negara Arab yang berjalan keluar dan berdemonstrasi menentang pemerintah yang tanpa aksi. Ribuan pemuda siap mengorbankan hidupnya untuk warga Palestina. Reaksi yang luar biasanya dari rakyatnya ini justru dilarang untuk bergabung ke Palestina, terutama Mesir.
Pada sisi lain, sikap raja Abdullah dari Yordania justru memanfaatkan kondisi ini untuk mengintensifkan negoisasi dengan agen Yahudi. Agar pembagian tanah Palestina untuk warga Arab diserahkan kepadanya. Kompensasinya Yordania tidak akan bergabung dengan Liga Arab untuk membantu Palestina. Padahal saat itu Yordania memiliki pasukan yang paling terlatih.
Namun apa yang terjadi? Yahudi tetap menguasai wilayah Palestina, membatasi dan mengusir warga Arab yang menurut Perserikatan Bangsa Bangsa akan diberikan kepada warga Arab. Yahudi hanya mensisakan Tepian Barat untuk Yordania. Ini yang membuat raja Abdullah semakin tegang.
Lalu Yordania ditunjuk sebagai ketua penyerangan Liga Arab ke Yahudi di Palestina. Dengan komandan lapangan dari Irak. Padahal sejak perang dicetuskan, raja Abdullah sudah membangun aliansi diam-diam bersama gerakan Zionis. Oleh karena itulah perang Arab-Israel bukanlah perang sungguhan tetapi perang kepalsuan.
Satu-satunya perubahan yang ditemukan di seluruh Arab ketika Mandat dari Inggris berakhir hanya retorika dari pemimpin Arab. Genderang perang yang ditabuh lebih keras dan riuh tetapi hanya untuk menutupi kelambanan, kekacauan dan kebingungan yang terjadi dari para pemimpin Arab.
0 komentar: