Penyembuhan Utama Sugesti Diri
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Semua hanya pinjaman. Allah yang memberi. Allah juga yang mengambil dan mencabutnya kembali. Manusia hanya diberikan amanah, apakah dikelola sesuai perintah dari Pemilik sesungguhnya, yaitu Allah? Semua akan berpulang kepada Allah. Jadi mengapa harus bergembira dan bersedih bila semua bukan milik kita? Sugesti seorang hamba menjadi sangat penting paling prinsipil untuk mengobati penyakit.
Salah satu kiat penyembuhan, menyadari seyakin-yakinnya bahwa segala yang menimpanya tidak akan pernah meleset. Sementara segala yang tidak akan menimpanya tidak akan pernah mengenainya. Allah menyediakan sesuatu yang lebih agung dan lebih baik. Ganjarannya lebih baik dari musibah itu sendiri.
"Setiap kegembiraan pasti menyimpang kesusahan. Setiap rumah yang terisi kegembiraan, pasti juga akan terisi dengan kesedihan." Begitulah pesan Ibnu Umar. Hurqah binti an-Nu'man berkata, "Setiap kali rumah dipenuhi kemewahan, pasti suatu saat akan dipenuhi dengan kesedihan." Para ulama Salaf berkata, "Kalau tidak ada musibah di dunia, tentu kita akan datang di Hari Kiamat nanti dalam keadaan bangkrut."
Salah satu kiat penyembuhan terhadap penyakit, dengan menentramkan hati melalui harapan memperoleh pengganti dari Allah. Segala sesuatu pasti ada gantinya, kecuali Allah, tidak ada yang bisa menggantikan Allah. Bila berduka hingga puncak kedukaan, akhirnya terpaksa bersabar juga. Kesabaran seperti ini tidak terpuji dan tidak berpahala.
Salah satu kiat penyembuhan, melakukan segala yang sesuai dengan yang disukai Allah dan diridhai-Nya. Abu Darda berkata, "Apabila Allah memutuskan perkara, Allah senang bila keputusannya itu diridhai." Imran bin Husain berkata, "Yang paling ku cintai adalah yang paling dicintai oleh Allah." Semua obat dan terapi ini hanya berguna bagi orang yang mencintai Allah.
Syekh Abdul Qadir Jaelani berkata, "Hai Anakku, Sesungguhnya musibah itu tidak datang untuk membinasakanmu, namun muncul untuk menguji kesabaran dan imanmu. Hai Anakku, Takdir itu ibarat binatang buas, dan binatang buas tidak akan memakan bangkai." Musibah itu memisahkan antara emas dan debu. Musibah itu obat hati.
Penyembuhan penyakit merupakan hasil perpaduan ketepatan obat dan sugesti diri. Kehebatan obat tidak ada artinya bila jiwanya tak memiliki energi sugesti positif. Penyakit itu di tubuh manusia, bila tak bisa menyembuhkan jiwanya sendiri, bagaimana bisa unsur luar, yaitu obat, menyembuhkan kita?
0 komentar: