Mindset Tabuk dan Beragamnya Karakter Pejuang
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Tabuk 980 km dari Madinah. Musim terik, batu dan pasir memanas. Musuh yang dihadapi Heraklius sang kaisar Romawi.
Di Madinah musim panen. Mekah sudah ditaklukkan. Seluruh jazirah Arab sudah dalam genggaman. Apa lagi yang dicari ?
Ada yang terus terjaga semangatnya. Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya. Umar setengah hartanya. Utsman bin Affan, menyerahkan 10.000 dinar; 900 unta dan pelana, 500 kuda.
Ada yang menangis. Tak bisa pergi karena tak ada kuda, onta, peralatan perang. Mereka mendatangi Utsman, mungkin ada kekayaan untuk menopang jihad mereka. Ternyata tak ada.
Namun ada pula yang bermalas-malasan. Di kebun yang sedang berbuah. Di taman yang sejuk dan air yang gemericik. Ada yang terlena seperti Kaab bin Malik. Saya sadar akan jihadnya. Rasulullah saw sudah jauh meninggalkan.
Ada sahabat yang tersadar. Di rumah berleha. Namun Rasulullah saw berteriak dan berlelah. Kesadarannya menghentak. Segera menyusul Rasulullah saw ke tabuk.
Kisah tabuk, ada kisah para Sahabat yang menyusul. Mereka tersadarkan. Menyusul perjuangan. Tidak menjadi yang tertinggal.
Ali bin abi thalib. Merasa malu diberikan tugas menjaga Madinah. Dia menyusul Rasulullah saw. Namun Rasulullah saw tetap memintanya menjaga Madinah. Hanya di Tabuk, tidak berjihad.
Apakah mereka yang pergi itu yang terpilih?
Ada munafikin yang menyusup. Selama perjalanan mengembuskan keraguan dan kegamangan. Mereka merencanakan pembunuhan terhadap Rasulullah saw.
Dari semua tipe. Dimana posisi kita dalam perjuangan ? Bisa jadi merasa dalam perjuangan, tapi sebenarnya berkontribusi dalam melemahkannya.
0 komentar: